Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Penggusuran PT KAI Dapat Jatah Tinggal di Rusunawa Rancacili

Kompas.com - 18/08/2016, 11:28 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil memastikan para korban penggusuran PT Kereta Api Indonesia (KAI) di kawasan Stasiun Barat, Kota Bandung, telah direlokasi ke apartemen rakyat (rusunawa) Rancacili.

Dia mengatakan, pemindahan itu hanya bersifat sementara. Para korban penggusuran rencananya kembali dipindahkan ke apartemen rakyat Sadang Serang yang tengah dalam tahap penyelesaian akhir.

"Laporan dari Distarcip dan kecamatan alhamdulillah tidak ada yang mengungsi lagi di tenda, semua sudah pindah ke Rancacili," kata Ridwan, Kamis (18/8/2016).

Emil, sapaan akrabnya, menuturkan, para korban penggusuran pun bebas membayar sewa selama setahun sambil menunggu ekonomi warga terdampak kembali tumbuh.

"Intinya Pemkot Bandung tidak akan membiarkan, pasti mencarikan solusi dengan komunikasi yang baik, dan kami turun langsung. Biasanya digratiskan setahun dulu, setelah itu ketika ekonominya bangkit mereka punya hak dan kewajiban yang sama dengan penghuni lain," tuturnya.

Saat ini, kata Emil, pihaknya masih menunggu janji PT KAI yang akan mencarikan tempat berdagang bagi para korban penggusuran.

"Tinggal utang dari PT KAI yang berjanji akan mencarikan relokasi berdagang masih di stasiun tapi di tempat yang tidak melanggar dan sesuai dengan aturan mereka. Mudah-mudahan yang bekerja minggu ini bisa kita temukan solusinya," jelasnya.

Sebelumnya, PT KAI membongkar 62 bangunan yang ditempati 57 kepala keluarga di Stasion Barat, Kelurahan Kebon Jeruk, Kota Bandung, Selasa (26/7/2016) lalu.

Pembongkaran itu dilakukan sebagai upaya penertiban aset yang secara tidak sah dimanfaatkan warga selama berpuluh-puluh tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com