Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Test Flight" di Wilayah Indonesia, Pesawat Asal Singapura Diusir TNI AU

Kompas.com - 20/07/2016, 22:19 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com - Sebuah pesawat terbang jenis Boeing 737 asal Singapura diusir pesawat tempur milik TNI Angkatan Udara karena melakukan test flight di wilayah Indonesia.

Pengusiran tersebut dilakukan dengan pesawat tempur yang disiagakan di Lanud Supadio Pontianak, Selasa (19/7/2016).

Komandan Lanud Supadio Pontianak Marsekal Pertama TNI Tatang Harlyansyah mengatakan, pesawat yang melakukan penerbangan ke wilayah NKRI tersebut diduga melakukan uji penerbangan.

"Mereka menganggap itu adalah lautan bebas internasional, padahal itu kan masuk wilayah kedaulatan NKRI," ujar Tatang, Rabu (20/7/2016).

Tatang menambahkan, Lanud Supadio memang sudah menyiapkan satu flight pesawat yang siaga 1x 24 jam sepanjang tahun.

"Sehingga, apabila ada situasi yang sifatnya insidentil, kami sudah siap," imbuhnya.

Pesawat yang diusir itu melakukan penerbangan tak jauh di atas lautan Natuna. Wilayah tersebut secara jelas masuk ke kedaulatan NKRI. Atas dasar itulah, pihak TNI AU berkewajiban untuk menjaga wilayah kedaulatan, apalagi sudah ada pesawat yang memang disiagakan.

"Kami melakukan ancaman saja dulu dan meminta pesawat tersebut segera pergi dari wilayah RI. Kalau pesawat ini tidak keluar, akan kami intersafe. Nah, baru kami ancam begitu saja mereka kembali lagi ke Singapura," jelas Tatang.

Pesawat tempur TNI AU yang bersiaga dianggap sudah mampu untuk menangani gangguan pelanggaran ataupun antisipasi adanya perompak maupun gangguan lainnya.

"Kasus pelanggaran penerbangan ini sudah terjadi dua kali. Pertama, dilakukan pesawat Hercules milik Malaysia dan untuk kedua kalinya dilakukan pesawat milik Singapura," ujar Tatang.

Namun, lanjut Tatang, untuk pelanggaran-pelanggaran lainnya sudah menjadi tanggung jawab dari pihak lain yang bekepentingan. Apabila memang ancaman sudah nyata, tentu akan menjadi pertimbangan pihak TNI untuk menindaklanjutinya.

"Selama ini kami stand by satu pesawat hok dan sudah sangat memadai, karena sudah dilengkapi dengan radar peluru kendali bom," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com