Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Selatan Jawa Tengah Tidak Memadai

Kompas.com - 19/07/2016, 15:30 WIB

SEMARANG, KOMPAS — Jalur selatan Jawa Tengah tidak lagi memadai menjadi rute transportasi nasional utama. Jalur yang sempit dan penuh hambatan menjadikan ruas jalan ini tidak mampu menampung lonjakan arus kendaraan saat arus balik Lebaran. Jika dibandingkan dengan jalur pantai utara, ruas selatan jauh tertinggal.

Ruas jalan di jalur selatan Jawa Tengah (Jateng), yang membentang mulai dari Purworejo, Kutoarjo, Kebumen, hingga Banyumas, rata-rata hanya selebar 7 meter. Bahkan di beberapa ruas lebih sempit. Akibatnya, tiap-tiap lajur hanya mampu menampung satu antrean kendaraan roda empat dan sisanya untuk pengendara sepeda motor. Padahal, di jalur pantai utara (pantura), lebar jalan berkisar 12-16 meter.

Selain itu, jalur selatan melintasi banyak pasar tradisional yang mengganggu arus lalu lintas. Aktivitas pasar yang meluber hingga badan jalan selalu menghambat lalu lintas.

Kepala Kepolisian Resor (Polres) Kebumen Ajun Komisaris Besar Alpen, Senin (18/7), mengatakan, pelebaran jalur selatan mendesak dilakukan. Pelebaran jalan diperlukan untuk mengantisipasi kemacetan pada saat arus mudik dan balik Lebaran.

Kepala Polres Temanggung Ajun Komisaris Besar Wahyu Wim Hardjanto menyebutkan, keramaian arus balik ini diduga terjadi karena banyak pemudik sengaja mencari alternatif jalan lain selain jalur pantura.

Saat arus balik Lebaran, kemacetan parah terjadi di jalur selatan mulai dari Kebumen hingga Ajibarang (Banyumas) sepanjang lebih dari 20 kilometer selama beberapa hari. Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kebumen Haryono Wahyudi mengatakan, selain pelebaran jalan, penyelesaian Jalan Lintas Selatan-Selatan (JLSS) juga harus dikebut.

Pembangunan ruas jalan di pesisir pantai selatan tersebut terbilang lambat. Padahal, jalur itu diyakini akan mampu menampung arus kendaraan di jalur utama yang semakin padat.

Segera diperlebar

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada beberapa kesempatan mengakui bahwa kondisi ruas JLSS Jateng sangat buruk. Bahkan, kondisinya tertinggal jauh dengan ruas sama yang menyambung di Wates, Kulon Progo.

Saat ini, pembangunan JLSS masih terus digarap mulai dari Purworejo hingga wilayah Petanahan, Kabupaten Kebumen. Jalur yang dibangun selebar 12 meter itu menurut rencana dioperasikan pada 2018. Jalur sepanjang 38 kilometer itu dibangun dengan anggaran Rp 243 miliar.

Pejabat Pembuat Komitmen Pelaksana Jalan Nasional Wilayah I Direktorat Jenderal Bina Marga Wilayah Wangon-Purworejo pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Djoko Satriyo menuturkan, pelebaran jalur utama selatan sudah masuk dalam perencanaan. Pelebaran jalan awalnya akan dimulai tahun 2015.

Djoko menargetkan proyek itu dapat dimulai tahun ini dan akan memakan waktu sekitar empat tahun. "Rencananya, seluruh jalan dari Wangon, Banyumas, sampai perbatasan DI Yogyakarta akan dilebarkan minimal jadi 11 meter. Kalau menilik evaluasi arus mudik dan balik Lebaran, pelebaran jalan jalur selatan semoga jadi prioritas," katanya.

(GRE/egi)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Juli 2016, di halaman 22 dengan judul "Jalur Selatan Jateng Tidak Memadai".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com