Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Strategi Jangka Panjang Atasi Rob di Semarang

Kompas.com - 30/06/2016, 05:49 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Banjir rob yang menggenangi sejumlah wilayah Kota Semarang bagian timur masih menjadi persoalan serius. Sejauh ini penanganan yang dilakukan masih bersifat sementara atas status darurat rob.

Langkah sementara yang dilakukan pemerintah setempat adalah membuat tanggul sementara di sepanjang aliran sungai serta memaksimalkan penggunaan pompa air. Itu dilakukan untuk mengurangi air pasang yang meluap ke jalan.

(Baca Atasi Rob Semarang, Pemerintah Siagakan 17 Pompa)

Kini pemerintah mulai merancang langkah jangka panjang agar banjir rob tak berulang.

Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuldjono, penanganan jangka panjang adalah membangun lima buah polder atau kolam penahan air di setiap muara sungai.

Pembuatan polder ini untuk menutup air pasang yang akan kembali ke darat. Namun, untuk menutup akan menjadi masalah dengan masyarakat sekitar.

"Kami sedang berupaya membuat kolam retensi di dekat muara. Kalau kolam di tengah (permukiman), kami kesulitan lahannya," kata Basuki seusai meninjau rob di Semarang, Rabu (29/6/2016).

Selain membuat sejumlah polder, proyek yang akan digerakkan ialah melakukan normalisasi Sungai Banjir Kanal Timur (BKT). Ini karena sedimentasi BKT sudah amat memprihatinkan. Hal itu berbeda jauh dengan kondisi di Sungai Banjir Kanal Barat yang telah dinormalisasi.

"Kami juga segera melakukan normalisasi Banjir Kanal Timur," ujarnya.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, salah satu upaya jangka panjang menangani rob ialah membuat tanggul laut atau sabuk pantai. Proyek ini oleh pemerintah belum sempat dilelang, sehingga belum bisa dimulai pengerjaan.

"Untuk normalisasi Banjir Kanal Timur, kami bertugas untuk pembebasan lahan. Kami juga nanti siapkan relokasi, dengan sosialisasi terlebih dulu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com