Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Bentrok, 200 Polisi Diterjunkan ke Pertambangan di Bengkulu

Kompas.com - 12/06/2016, 21:41 WIB
Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Kapolda Bengkulu Brigjen Polisi M.Ghufron mengatakan, pihaknya menempatkan 200 personel polisi dari Brimob dan Sabhara di lokasi pertambangan PT  Citra Buana Selaras (PT CBS) usai kerusuhan yang menyebabkan delapan masyarakat tertembak dan satu polisi terkena sabetan golok, Sabtu (11/6/2016).

"Saat ini kami tempatkan 200 personel selama sepekan untuk berjaga-jaga di lokasi tambang, mengantisipasi hal yang tak diinginkan," kata Kapolda Bengkulu, Brigjen Polisi. M. Ghufron, Minggu (12/6/2016).

Ia juga menyatakan saat ini kondisi di lapangan telah kondusif. Sementara itu polisi juga masih melakukan pengumpulan fakta-fakta, siapa pelaku, dalang, penyebab pecahnya kerusuhan saat unjuk rasa Sabtu (11/6/2016).

Ia mengatakan, pemicu kerusuhan adalah masyarakat. Hal  itu dapat terlihat jelas dari rekaman yang dimiliki oleh polisi. Menurut dia, tindakan yang dilakukan oleh anak buahnya di lapangan telah memenuhi aturan.

"Kalau massa anarki kan ada aturan, sesuai prosedur, ini negara hukum, siapa bertindak salah tentu akan dikenai sanksi hukum," jelasnya.

Ia menyebutkan, masyarakat dipersilahkan melihat kondisi terowongan di pertambangan PT CBS, terowongan tersebut memiliki tinggi sekitar 2 meter dengan lebar 2 meter yang dibalut dengan semen beton.

Sementara itu Ketua Forum Masyarakat Rejang Gunung Bungkuk (FMRGB), Nurdin, menyatakan ia bersama masyarakat akan terus memperjuangkan keinginan mereka yakni menolak pertambangan batubara dengan sistem terutup (undergorund).

"Kami tak mau mewarisi kampung halaman kami yang di bawahnya berlubang-lubang yang merupakan perangkap hidup untuk generasi mendatang," jelasnya.

Meski demikian dia juga meminta masyarakat untuk tidak terpancing akan isu-isu yang berkembang dan tetap menahan diri agar tidak memicu aksi yang tidak terkendali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com