Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gajah yang Injak Dokter Hewan di Wonogiri Pernah Dibina di TNWK Lampung

Kompas.com - 12/05/2016, 21:21 WIB
Kontributor Lampung, Eni Muslihah

Penulis

LAMPUNG TIMUR, KOMPAS.com - Gajah jantan Panamtu yang menginjak dokter hewan di Balai Konservasi Wonogiri, Jawa Tengah, berasal dari Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Kabupaten Lampung Timur.

Sudiono (45) pernah menjadi pawang Panamtu selama enam bulan ada tahun 1993. Panamtu kepanjangan dari Pancasila Tanamkan di hatimu.

"Dulu dia masih anak-anak, belum terlalu terlihat sifatnya," kata Sudiono saat ditemui di Pusat Konservasi Gajah (PKG) TNWK Lampung Timur, Kamis (12/5/2016).

Ia mengatakan, Panamtu termasuk gajah pejantan yang agresif. Pengalaman Sudiono merawat gajah sudah lebih dari 30 tahun, tetap saja menerima perlawanan dari gajah peliharaannya itu.

Dokter Hewan Dedi Chandra yang menangani gajah di TNWK Lampung menjelaskan bahwa menangani hewan, apalagi liar, berisiko tinggi.

"Sekalipun dia jinak, tetap saja hewan tersebut memiliki sisi liarnya. Keselamatan kita harus lebih diutamakan," kata Dedi.

Dia menceritakan menangani gajah sekalipun perlu menerapkan standar prosedur operasional yang ketat.

"Kita tidak tahu apakah hewan itu nyaman atau tidak saat dalam penanganan kita," ujarnya.

Seorang dokter hewan meninggal dunia setelah terinjak seekor gajah di lokasi wisata Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Rabu (11/5/2016). Gajah bernama Panamtu mendadak mengamuk dan menerjang sang dokter.

Saat itu, dokter bernama Esthi Octavia Warahapsari (25) itu sedang bertugas melakukan pemeriksaan rutin. Gajah jantan tersebut merupakan koleksi dari Pemerintah Kabupaten Wonogiri untuk daya tarik wisata di lokasi ini.

Dari keterangan yang diperoleh, Esthi bersama tiga pawang gajah, yaitu Febri, Umar dan Arif, membawa dua gajah yaitu Panamtu dan Panamsari ke lapangan untuk diperiksa kesehatannya.

(Baca Dokter Hewan Tewas Diseruduk Gajah di Lokasi Wisata)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com