BANJARMASIN, KOMPAS.com - Halimatus Sya'diah langsung sujud syukur mendengar kabar bahwa suaminya dibebaskan kelompok Abu Sayyaf setelah disandera lebih dari satu bulan.
Suriansyah, suaminya, adalah salah satu dari 10 WNI yang dibebaskan oleh gerombolan bersenjata Abu Sayyaf pada Minggu (1/5/2016) sore.
"Perasaan saya saat ini campur-aduk ada senang dan bahagia luar biasa hingga sujud syukur dan meneteskan air mata suka," kata Sya'diah, di rumahnya, di Banjarmasin Selatan.
Ia mengetahui suaminya benar-benar sudah dibebaskan setelah staf perusahaan tempat suaminya bekerja memberitahukan melalui telepon pada pukul 16.30 WITA.
"Alhamdulillah ya Bu Halimatus, suami ibu ikut dibebaskan bersama 10 sandera lainnya," demikian pemberitahuan yang diterimanya.
Ia semakin yakin suaminya Suriansyah benar-benar bebas setelah melihat di salah satu televisi swasta yang memberitakan dan memperlihatkan wajah suaminya.
"Saya juga sedih melihat suami saya kurusan, muka keliatan pucat karena lelah dan kecapean," ujarnya.
Dia mengucapkan terima kasih banyak kepada pemerintah yang telah berupaya semaksimal mungkin untuk membebaskan suaminya.
Menurut dia, orangtua Suriansyah, langsung bersiap berangkat dari Kendari, Sulawesi Tenggara, pada Senin (2/5/2016) pagi untuk menjemput.
Sebelumnya, kelompok Abu Sayyaf menyandera ABK dua kapal Indonesia di Filipina selatan pada 26 Maret 2016 dan menuntut uang tebusan sebesar Rp 14 miliar.