Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Rombak Direksi PD Pasar Bermartabat karena Terus Merugi

Kompas.com - 21/04/2016, 19:33 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil akhirnya membongkar seluruh staf dan direksi PD Pasar Bermartabat Kota Bandung.

Hal itu ditengarai lantaran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) itu terus merugi. Bahkan, Ridwan Kamil menyebut, tren negatif PD Pasar telah berlangsung dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

"Hasil audit mengatakan, jika dihitung dari 10 tahun lalu, itu rata-rata banyak merugikan pemkot daripada menguntungkan. Rugi ratusan miliar jika dihitung sejak zaman pak Aa Tarmana. Kerja sama-kerja samanya itu banyak yang merugikan pemkot," tutur Ridwan Kamil di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Kamis (21/4/2016).

Berkaca pada hasil audit independen, Ridwan Kamil mengatakan, PD Pasar Bermartabat akan direstrukturisasi dalam waktu dekat.

"Intinya banyak masalah. Kemungkinan besar PD Pasar akan dinolkan, definisinya struktur organisasinya dibongkar, dibikin baru. Karyawannya akan diseleksi ulang. Para Dirutnya juga secara lisan sudah menyampaikan tidak akan lanjut sebagai direksi PD Pasar," kata Emil, sapaan akrabnya.

Emil mengaku, para petinggi PD Pasar Bermartabat secara lisan telah setuju dan akan menandatangani surat pengunduran diri.

"Untuk direksi yang lain kita akan kaji tingkat kesalahannya untuk diberi sanksi sesuai dengan kadarnya. Intinya, dalam waktu dekat akan ada lelang dirut baru PD Pasar. Mereka mengundurkan diri, suratnya sedang ditunggu tapi secara lisan mengundurkan diri kemungkina per 1 Mei 2016," paparnya.

Emil mengaku kecewa dengan kinerja PD Pasar Bermartabat lantaran hampir seluruh bentuk kerja sama tak menghasilkan benefit bagi Pemkot Bandung. Akibatnya, lanjut Emil, banyak aset yang tak berkontribusi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD).

"Contohnya, dua tahun setengah tidak ada pasar baru, pas grounbreaking saya sudah setuju, akhirnya enggak jadi-jadi, makanya saya kapok launching yang enggak jelas," jelasnya.

"Tapi saya tidak 100 persen menyalahkan yang sekarang, tapi artinya memang secara sistem ada masalah," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com