Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPT Latih 60 Pemuda untuk Jadi Duta Damai

Kompas.com - 07/04/2016, 19:52 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melatih 60 pemuda terpilih dari region pulau Sumatera menjadi duta damai.

Para pemuda angkatan pertama ini ke depannya bertugas mengkampanyekan aksi-aksi damai dan anti gerakan radikalisme di dunia maya. Dunia maya dipilih karena dekat dengan anak-anak muda masa kini.

Selesai pelatihan, para peserta yang datang dari berbagai provinsi di pulau Sumatera ini diwajibkan melakukan kampanye tentang kedamaian dan menjadi perpanjangan tangan BNPT di daerahnya masing-masing.

Ada lima situs yang menjadi alat kampanye, seperti www.aksi.dutadamai.id, www.kreasi.dutadamai.id, www.generasi.dutadamai.id, www.muda.dutadamai.id dan www.kita.dutadamai.id. 

Kelima media ini akan diseleksi hingga nanti dipilih dua situs yang paling aktif. Pemuda di belakangnya akan dipertemukan dengan peserta lain di seluruh Indonesia.

"Mereka pasti mau dan senang karena ini dunia mereka. Generasi muda masa kini kan generasi dunia maya, 80 persen penggiat dunia maya adalah anak muda. Mereka harus mengkampanyekan perdamaian, anti terorisme dan radikalisme lewat dunia maya," kata Deputi I Bidang Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir usai menutup acara, Kamis (7/4/2016).

Generasi muda adalah generasi labil yang masih mencari jati dirinya, sehingga mudah terpengaruh dengan hal-hal yang sifatnya kebanggaan diri.

Kalau tidak di bentengi dengan ajaran-ajaran kedamaian, sangat rawan untuk bisa disusupi paham-paham radikal. Karena sekali saja paham itu masuk, untuk mengembalikannya ke paham yang tidak radikal sangat susah. bayangkan, ratusan bahkan ribuan situs berisi ajaran terorisme dan radikalisme tersebar, terbuka dan mudah diakses.

"Kita berharap pelatihan ini bermanfaat bagi kita semua bangsa Indonesia yang di pelopori oleh generasi muda. Para peserta dengan sukarela bergabung dengan kita untuk ikut mengkampanyekan damai," ucap Rahman.

Sementara aksi langsung sudah banyak dilakukan, seperti melakukan kontra radikalisasi di perguruan tinggi, sekolah mulai SD sampai SMA, ormas dan masyarakat. Dua-duanya menurut rahman harus jalan beriringan.

Paham-paham radikal dan teror menyebar di seluruh tempat, maka BNPT menyasar seluruh level masyarakat bahwa ada ancaman dan bahaya dari dua kelompok tersebut yang selalu menginginkan tindakan kekerasan.

"Jangan mudah terpengaruh dengan paham-paham itu karena paham itu inginnya selalu dengan kekerasan. Kita tidak mau, kita ajak seluruh lapisan masyarakat mewaspadai kelompok-kelompok ini. Siapa yang menginginkan pembunuhan, penembakan, pelaku bom bunuh diri, yang mengorbankan orang tak berdosa? Saya rasa semua kita tidak menginginkannya. Makanya kita kampanyekan damai ini supaya tidak terjadi," pungkas Rahman.

Kasubdit Pengawasan dan Kontra Propaganda Direktorat Pencegahan Deputi I BNPT Kolonel Inf Dadang Hendrayudha mengatakan, pihaknya sangat konsen membuat satu unit media damai untuk melawan dengan propaganda di dunia maya.

Internet menjadi salah satu sumber informasi yang mudah digunakan pemuda. Kelompok radikal melakukan gerakan dengan metode pendekatan kekeluargaan, pertemanan, ketokohan dan lembaga keagamaan. Pola penyebaran paham radikal baru adalah dengan dunia maya.

Ke 60-peserta terdiri dari blogger, infomasi teknologi (IT) dan Desain Komunikasi Visual (DKP), sebagian datang dari Palembang, Lampung, Pekan Baru, Aceh, dan mayoritas dari Kota Medan. Semuanya digodok oleh mentor-mentor terlatih selama tiga hari di Kota Medan. Setelah ini, kegiatan yang sama akan dilakukan di Pulau Jawa, Sulawesi dan Kalimantan.

“Kegiatan ini sebagai bentuk sinergitas dengan penggiat dunia maya dalam mencegah radikalisme. Sebagai tindaklanjut program sebelumnya. Pelatihan ini juga memunculkan orang-orang berkualitas dan berguna untuk kepentingan bangsa," kata Dadang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com