Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Tugas Jokowi dan Presiden Selanjutnya Meningkatkan Peringkat

Kompas.com - 30/03/2016, 16:26 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa Indonesia berpeluang besar menjadi negara maju. Namun, untuk mencapai ke tahap itu butuh proses panjang, dan bukan sekali jadi.

SBY mengingatkan, para kepala daerah, pengambil kebijakan, ataupun para akademisi untuk memahami hal itu. Proses menjadi negara maju butuh waktu puluhan tahun.

“Ini bukan proses sekali jadi, 10-20 tahun belum tentu selesai, waktunya panjang,” kata SBY, di Semarang, Rabu (30/3/2016).

Di Semarang, SBY memberikan orasi ilmiah tentang Pembangunan Berkelanjutan Menuju Indonesia Maju Abad 21. SBY berbicara di depan ratusan akademisi, para kepala daerah dan pengambil kebijakan di Auditorium Kampus Universitas Negeri Semarang.

Menurut SBY, pada tahun 2030, Indonesia sudah memasuki kelas emerging economy. Pada tahun tersebut, ekonomi Indonesia akan tumbuh pesat. Bahkan, kaum menengah diperkirakan mencapai 135 juta orang. Sementara itu, pada tahun 2045, Indonesia sudah menjadi negara yang kuat.

“Untuk mencapai itu, butuh pembangunan infrastruktur. Setidaknya kita butuh 500 miliar dolar AS,” tambah dia.

Indonesia, lanjutnya, terus menuju menjadi negara maju, lantaran saat ini telah masuk menjadi anggota G-20. Posisi indonesia berada di nomor 16 dunia. Pendapatan per kapita terus meningkat.

“Tugas dari Presiden Jokowi dan selanjutnya meningkatkan peringkat,” tambah dia.

SBY juga berpesan kepada para mahasiswa untuk mempersiapkan diri menghadapi posisi demikian. Di masa akan datang, mahasiswa yang akan membawa jalan Indonesia memperkuat posisi menjadi negara maju.

“Siap-siaplah mengawaki pembangunan negara ini, tapi ada tahapannya,” imbuh purnawirawan jenderal TNI ini.

(Baca juga: SBY: Pancasila is The Best)

 

Kompas TV SBY Paparkan Keberhasilan Pemerintahannya

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com