Nakhoda kapal, Isay Rano, kepada sejumlah wartawan di Kupang, Rabu (9/3/2016), mengaku, sebelum disuruh untuk mengantar keenam imigran tersebut, mereka sudah dipanjar uang sebesar Rp 10 juta dari total Rp 30 juta yang dijanjikan oleh seseorang bernama Niko.
"Dia (Niko) tawar beta (saya) pada saat dia beli ikan, dan dia bilang cari juragan bawa dengan perahu, terus besoknya dia tawar lagi beta (saya), bilang mau antar orang pergi ke Kabupaten Rote sehingga malamnya barang semua sudah siap tinggal berangkat. Kami berangkatnya dini hari sekitar pukul 01.00 Wita. Ongkosnya baru panjar Rp 10 juta. Kami dua orang bagi, uangnya masing-masing Rp 5 juta dengan perjanjian awal Rp 30 juta," urai Isay.
Menurut Isay, setelah berlayar dan masuk ke perairan Australia, mereka bertemu dengan polisi Australia yang langsung menghadang mereka. Perahu mereka kemudian ditenggelamkan.
Polisi dari Australia lalu masuk ke perairan Indonesia dan menitipkan mereka ke seorang nelayan asal NTT yang sedang mencari ikan di perbatasan laut Australia untuk dibawa kembali ke Indonesia.
Direktur Polair Polda NTT Komisaris Besar Teddy Marbun kepada sejumlah wartawan, Selasa (8/3/2016), mengatakan, enam imigran ini diantar kembali ke perairan Indonesia menggunakan kapal nelayan asal NTT yang sedang mencari teripang di perbatasan Australia dan Indonesia.
"Ada nelayan dari Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, yang menginformasikan bahwa ia membawa imigran sebanyak enam orang yang diamankan oleh custom-nya Australia. Setelah mendapat informasi itu, kapal patroli kami, yang melaksanakan pengejaran, menemukan mereka di perairan Papela, Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao," kata Marbun.
Polisi patroli yang menemukan para imigran itu kemudian membawa mereka ke markas Polair di Tenau Kupang untuk dimintai keterangan. Saat ini, lanjut Marbun, enam imigran dan dua awak kapal asal Indonesia masih diperiksa secara intensif oleh pihaknya.
"Dua awak kapal telah kami tetapkan sebagai tersangka dengan tuduhan melakukan penyelundupan orang secara ilegal. Sementara itu, enam imigran itu masih didata dan akan diserahkan ke pihak imigrasi," pungkasnya.