Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil: Jangan Sampai Bandung Dianggap Gula-gula Ekonomi...

Kompas.com - 08/03/2016, 22:46 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Dinamika persoalan sosial Kota Bandung menjadi ekses tidak meratanya pembangunan di daerah tetangga. Sebagai bukti nyata, 80 persen Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kota Bandung berasal dari luar daerah.

Adanya ketimpangan dalam pembangunan membuat Kota Bandung kerap dijadikan tujuan utama masyarakat luar Bandung untuk mendulang rupiah. Hal itu diungkapkan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil saat membuka Musyarawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di Hotel Horison, Jalan Pelajar Pejuang, Selasa (8/3/2016).

"Ada ketimpangan, jangan sampai Bandung dianggap jadi gula-gula ekonomi. 80 persen, saya turun ke lapangan menangkap PMKS hampir semua bukan orang Bandung," ucap Emil, sapaan akrabnya.

Menurut Emil, idealnya daerah tetangga bisa sama-sama membangun daerahnya. Dia mengatakan, perlu adanya sinergitas antar daerah untuk mengentaskan masalah ekonomi masyarakat.

"Yang betul kota sekelilingnya sama-sama maju. Makanya berbagi peran, misalnya kulitnya di Garut, jualan di Cihampelas, kita bantu menjual orang Garut-nya ikut makmur," ungkapnya.

Wilayah Kota Bandung disesaki oleh 2,7 juta penduduk dan ditambah 1 juta pendatang berkunjung ke Bandung setiap siang harinya. Padatnya suasana kota membuat kemacetan menjadi masalah utama. Akibatnya laju ekonomi kota pun tersendat.

Emil menambahkan, salah satu cara untuk melancarkan laju ekonomi masyarakat yakni dengan membangun moda transportasi massal yang baru.

"Ekonomi kita sudah juara 7,6 persen (peningkatan ekonomi) kita capai dengan Bandung banyak macet, sudah ranking nasional. Apalagi kalau macetnya berkurang," ujarnya.

"Makanya tahun ini, tahun depan kita harus kompak untuk membangun transportasi massal, LRT, cable car, bus diperbanyak. Sesuai RPJMD 2017 yakni mengurangi kemacetan," ungkapnya.

Jika proyek transportasi massal terealisasi, Emil optimistis pertumbuhan ekonomi Kota Bandung bisa menyentuh angka 10 persen.

"Kalau Bandung-nya melompat, kota dan kabupaten sekitarnya tidak ikutan susah. Maka saya titipkan ke provinsi agar menyeimbangkan. Supaya kita tidak kita menerima orang yang datang dengan skill yang rendah pengangguran dari kota sekitar. Karena Jadi masalah kita juga," jelasnya.

Kompas TV Genderang Pilkada DKI Jakarta Berkumandang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com