Tim SAR dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan kepolisian Mamuju Utara langsung turun tangan melakukan evakuasi korban dari laut ke daratan. Jenazah yang sebelumnya tidak diketahui identitas dan asal usulnya ini kemudian dievakuasi tim SAR ke RSUD Ako untuk menjalani visum.
Ratusan warga yang penasaran dengan penemuan mayat tanpa identitas tersebut berkerumun di Jembatan Baloli hingga membuat Jalan Trans Sulawesi terjebak kemacetan panjang.
Banyaknya kendaraan warga yang diparkir serampangan di sepanjang jalan di lokasi penemuan mayat ini kian memicu kemacetan panjang di lokasi.
Amrin Baruna, warga di lokasi penemuan mayat, menyebutkan, petugas sempat kebingungan lantaran tidak ada warga yang mengenal sosok korban.
“Kondisinya sudah tidak utuh. Petugas sempat kesulitan melacak jejak keluara korban Karen atak ada warga di sekitar lokasi yang mengenali. Belakangan baru kita tahu kalau bocah ini bernama Jelfin dari Donggala, Sulawesi Tengah,” ujar Amrin.
Moris, orangtua korban, mengatakan, anaknya terseret luapan baniir yang datang tiba-tiba saat sedang mandi bersama sejumlah teman-temannya di pinggir Sungai Donggala. Sejumlah temannya berhasil menyelamatkan diri, sementara Jelfi terbawa arus.
“Jelfi sedang mandi di pinggir sungai bersama sejumlah temannya. Namun tiba-tiba sungai meluap dan terseret banjir. Warga sempat melakukan pencarian namun jejaknya tak bisa ditemukan dan baru hari ini bisa diketahui keberadaannya,” ujar Moris saat menjemput jenazah anaknya di RS Ako Mamuju Utara, Selasa pagi.
Jasad korban dipulangkan ke rumahnya di Donggala, Sulawesi Tengah, untuk dikebumikan di pekuburan desa setempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.