Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu Angon Bebek, Kini Beternak Blog

Kompas.com - 04/03/2016, 07:00 WIB
KOMPAS.com - Orang-orang dengan profesi baru di media sosial seperti sekarang ini tidak muncul begitu saja. Mereka adalah para penyintas yang berjuang untuk bertahan hidup dan tetap eksis.

Mereka yang semula angon bebek atau pembawa acara ulang tahun kini menjadi selebritas di dunia maya dengan penghasilan lebih dari cukup.

Mari simak potongan kisah hidup Eko Purwanto (22), yang kini berprofesi sebagai internet marketer berpenghasilan Rp 120 juta per bulan lewat blog dan aplikasi Android. Pria kelahiran Karanganyar, Jawa Tengah, itu sengaja mengubah namanya di dunia maya menjadi Eka Lesmana. Biar lebih kekotaan, katanya.

Sebagai remaja dari keluarga sederhana, Eko tak mampu melanjutkan sekolah setelah lulus SMP karena biaya. Dia lantas membantu pamannya angon atau menggembala bebek selama enam bulan. Setelah itu, bibinya mengajaknya bekerja di pabrik ragi di Solo selama setahun. Lantas pindah bekerja di toko seprai di Yogyakarta.

Di Kota Gudeg inilah, Eko bertemu seorang pembeli yang setiap hari belanja Rp 3 juta-Rp 5 juta.

"Saya tanya, kok, tiap hari belanjanya banyak sekali. Dia jawab, katanya jualan online (daring). Saya tertarik lalu belajar otodidak di warnet. Saya mulai dari nol karena internet saja tidak kenal," jelas Eko.

Eko melihat internet dapat memperbaiki taraf hidupnya. Ia pun meluangkan waktu empat jam setiap malam selepas kerja untuk menjajal internet.

Tiga bulan kemudian ia mampu membuat laman untuk jualan secara daring. Dagangannya seprai dari toko yang dijaganya. Setiap hari, ia mengeluarkan Rp 10.000 untuk biaya sewa di warnet sehingga sebulan bisa habis Rp 300.000. Padahal, gajinya hanya Rp 800.000.

Eko kemudian nekat meminjam uang Rp 3 juta kepada majikan tokonya untuk membeli laptop yang dibayar secara cicilan dengan cara potong gaji tiap bulan. Dengan begitu, ia tidak perlu ke warnet.

"Potong gaji Rp 300.000, masih ditambah keluar Rp 100.000 untuk pulsa internet. Sisanya Rp 400.000 hanya cukup untuk makan. Saya bertahan karena memang hobi otak-atik," kata Eko yang sempat ditegur orangtuanya karena penghasilannya tak sebesar teman-teman sebayanya di kampung.

Kini Eka, eh, Eko bisa membuktikan bahwa ia bisa berhasil lewat internet.

"Sampai sekarang, orangtua juga enggak paham apa itu internet. Hanya tahu saya dapat uang dengan online menghadap komputer. Makanya, di kampung saya dipanggil Eko Onlen."

Eko masih terus bekerja di toko seprai, termasuk di cabang toko itu yang berada di Semarang. Penghasilannya dari internet saat itu baru beberapa ratus dolar AS per bulan.

Baru tahun 2014 ia berani untuk penuh waktu berpenghasilan dari internet. Eko kembali ke kampung halaman di Jumantono, Karanganyar, dan bekerja dari rumah. Istrinya juga ia ajari internet marketing dan sudah menghasilkan. Rata-rata sehari ia menghabiskan waktu delapan jam untuk mengurusi blog-blognya, mulai dari mengisi konten hingga optimasi. Dari hasilnya ini, Eko mampu membangun rumah, membeli tanah, dan sejumlah investasi lain.

Perjuangan serupa dialami Edho Zell Pratama (26), Youtuber. Semula dia hanya mencari jalan agar dapat bertahan hidup di Jakarta ketika jauh dari orangtua. Dengan kemampuan seadanya, dia menjadi MC di berbagai acara ulang tahun rekan-rekannya.

Sempat mendirikan boyband, Mr Bee, tetapi tak pernah jaya. Berulang kali ikut casting untuk beberapa acara televisi, toh, tak membuahkan hasil yang bagus.

"Hasilnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan, he-he-he," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com