Aliran pembuangan PT Lafarge Cement Indonesia (PT LCI) yang mengalir ke Kreung (sungai) Raba itu ditutup menggunakan batu dan tanah.
Sabtu siang, puluhan pemuda mengirimkan lima unit truk berisikan tanah dan batu, lalu menumpahkannya ke aliran air yang berbatasan dengan dinding bangunan pabrik PT LCI. Sebuah spanduk yang berbunyi “Jangan Cemari Sungai Kami” pun dipasang.
“Sengaja kita pasang spanduk ini agar masyarakat yang melintas di jalan tahu kalau ada pencemaran air akibat pabrik semen ini,” ujar Yustikaf, pemuda Lhoknga, Sabtu (30/1/2016).
Akibat penutupan aliran menggunakan tanah, air yang mengalir ke muara laut pantai Lhoknga menjadi berwarna merah kecoklatan.
“Pencemaran ini sudah berlangsung lama, tapi pihak pabrik tak ambil peduli untuk melakukan seusatu. Kalau ada pipa yang bocor, harusnya mereka bisa memperbaikinya. Kami akan lapor kejahatan ini ke Presiden Jokowi,” jelas Yustikaf.
Kemarin, PT LCI meminta para pelaku aksi protes untuk bertatap muka dengan Manager Plant Area PT LCI. Tapi sayang, pertemuan tak membuahkan hasil.
Sementara itu, Manager Plant Area PT Lafarge Cement Indonesia, Dae Ho Lee, belum memutuskan tindakan yang akan diambil, terkait aksi protes tersebut. “Saya sudah lihat ke sungai, kami tak bisa beri putusan apapun, saya bukan pihak yang berwenang,” ujar Dae Ho Lee.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.