Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Depan Ganjar, Mereka Mengaku Jual Harta Benda demi Ikut Gafatar

Kompas.com - 25/01/2016, 16:16 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com — Cerita bahwa orang-orang menjual tanah dan harta bendanya untuk bergabung dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) terbukti kebenarannya.

Sejumlah warga eks Gafatar mengaku menjual harta benda di tempat asalnya sebagai modal merantau sebelum berangkat ke Kalimantan.

Hal ini terungkap dalam percakapan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan para eks anggota Gafatar saat berada di Terminal VIP Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Senin (25/1/2016).

"Sebelum berangkat, kami jual tanah di Bantul, laku Rp 200 juta. Uang itu saya serahkan ke suami dan bareng-bareng berangkat ke Kalimantan," ungkap ibu eks anggota Gafatar yang enggan disebutkan namanya.

Di tempat yang baru, sejumlah pengikut eks Gafatar mengaku diajak bercocok tanam di tanah yang telah disediakan. Tanah yang ada ditanami padi, ketela, dan semangka. Namun, sebelum tanaman sempat dipanen, mereka harus meninggalkan apa yang ditanaminya di Kalimantan.

Dari beberapa eks Gafatar yang ditanyai, rata-rata mereka mengiyakan telah menjual segenap harta bendanya.

Kendati demikian, warga eks Gafatar lainnya, Doni (30), mengatakan, ketika berangkat ke Kalimantan, dia hanya membawa bekal surat resmi pindah yang ditandangani dari RT hingga camat. Berbekal surat itulah, Doni yakin dia tak seperti yang dituduhkan banyak orang.

"Saya itu ke Kalimantan resmi. Ada surat pindah dari RT juga saat saya di Bantul. Suratnya ditandatangani lengkap hingga camatnya," ujar Doni sembari menyerahkan selembar surat kepada Ganjar.

Setelah mengalami kejadian ini, Doni mengaku ingin kembali bertani meski sempat terusir di wilayah perantauan. Kini, dia hanya berharap masyarakat bisa kembali menerima eks Gafatar dengan hati lapang.

"Gafatar itu organisasi sosial kemasyarakatan, diajarkan cuma bertani. Enggak ada merekrut ajaran apa. Saya juga tetap shalat seperti biasanya," kata Doni.

"Mudah-mudahan keamanan kami terjaga. Kami bisa tetap bertani," kata bapak dari seorang bayi ini.

Menanggapi cerita itu, Ganjar mengatakan bahwa pengalaman mereka mengonfirmasi kabar yang beredar bahwa para anggota Gafatar menjual harta benda untuk ikut organisasi tersebut.

Sebanyak 351 warga lain eks anggota Gafatar tiba di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Senin pagi pukul 07.45 WIB dari Pontianak, Kalimantan Barat. Setelah dilakukan cek kesehatan dan berdialog dengan Gubernur Jawa Tengah, siang tadi pada pukul 13.00 WIB, mereka dilepas menuju Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com