Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Egon dan Bromo Semburkan Asap

Kompas.com - 21/01/2016, 15:01 WIB
MAUMERE, KOMPAS — Aktivitas Gunung Egon (1.703 mdpl) di Sikka, Nusa Tenggara Timur, dan Gunung Bromo (2.329 mdpl) di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (20/1), kembali meningkat.

Gunung Bromo mengalami lonjakan intensitas gempa letusan dan peningkatan suara dentuman. Sementara Gunung Egon mengeluarkan asap hitam setinggi 50 meter dari titik kawah.

Sejauh ini sudah 1.208 orang dari Desa Egon Gahar, kaki Gunung Egon, dievakuasi dan tinggal di dua kamp pengungsian di Kecamatan Mapitara. Penempatan itu hingga 28 Januari. Jika aktivitas gunung naik, mereka bertahan di pengungsian.

Wakil Bupati Sikka Paolus Nong Susar di Maumere, Rabu (20/1), mengatakan, asap pekat yang dikeluarkan Egon dengan ketinggian 50 meter itu tercatat dan terekam pada data Pos Pantau Gunung Egon di Nangatobong, Kecamatan Waigete, sekitar 5 km dari Gunung Egon. Sebelumnya, jumlah kumpulan asap tidak padat.

"Selain asap, gunung itu juga mengeluarkan belerang dengan bau sangat menyengat. Bau belerang itu dengan masa ambang batas sampai 12 yang bisa menyebabkan orang pusing dan mual. Kalau masa ambang lebih dari 50, bisa menyebabkan kematian. Ini sesuai keterangan dari petugas pusat vulkanologi. Karena itu, warga Egon Gahar diungsikan ke Mapitara, 10 km dari desa mereka, pada 17 Januari untuk menghindari bau yang menyengat itu," kata Nong.

Anggota DPRD Provinsi NTT Daerah Pemilihan Sikka, Oswaldus, mengatakan, kesulitan yang dialami pengungsi adalah kurang koordinasi antarinstansi terkait Pemkab Sikka dalam menangani para pengungsi. Setiap instansi terkesan menangani pengungsi seperti menangani proyek fisik, ternyata menyangkut pengungsi ini harus saling berkolaborasi.

"Pengungsi harus dilayani secara baik sehingga mereka betah di lokasi itu. Meninggalkan rumah, barang, dan kampung asal saja mereka sudah stres, apalagi jika pemerintah tidak memperhatikan mereka selama di pengungsian," ujar Oswaldus.

Gunung Bromo

Aktivitas vulkanik Gunung Bromo yang sebelumnya mengalami gempa letusan paling banyak enam kali dalam satu periode pengamatan. Ppada pengamatan Rabu (20/1) pukul 00.00 WIB-06.00 WIB tercatat Bromo mengalami 22 kali gempa letusan. Pengamatan pada Rabu pukul 06.00-12.00 juga gempa letusan masih tinggi, yakni 21 kali.

Pengamatan di Pos Pantau Gunung Bromo di Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. juga mencatat ketinggian asap Bromo mencapai 1.500 meter dari puncak. Asap mengarah ke selatan dan barat daya. Bromo juga terus mengalami tremor dengan amplitudo maksimal 2 milimeter (mm)-24 mm, dominan 4 mm.

"Kenaikan aktivitas vulkanik Bromo memang sudah terjadi sejak semalam. Gempa letusan menandakan naiknya magma ke permukaan, dan bertemu dengan material lain yang dilewati, termasuk air," kata Ahmad Subhan, Kepala Pos Pantau Gunung Bromo. (KOR/DIA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com