Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis Pencinta Sejarah Laporkan Pemilik Gedung De Locomotief

Kompas.com - 23/12/2015, 18:26 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Aktivis Pegiat Komunitas Sejarah (KPS) Kota Semarang melaporkan pemilik gedung De Locomotief ke penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah.

Anggota KPS Semarang Yunantyo Adi S mengatakan, laporannya kepada PPNS dimaksudkan untuk menyelidiki dugaan perusakan bangunan cagar budaya secara sengaja oleh pemilik gedung.

“Sudah dilaporkan. Tapi kami belum tahu progres selanjutnya,” kata pria yang akrab dipanggil Yas ini, Rabu (23/12/2015).

Menurut dia, gedung bersejarah di Kota Lama Semarang tidak boleh dirusak atau dirubuhkan seenaknya oleh pemiliknya.

Sebab, semua bangunan bersejarah ketika hendak dibangun maupun direnovasi harus mendapat izin dari pemerintah.

“Dalam surat, kami minta kepada PPNS untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan,” ujar Yas.

Pegiat komunitas Sejarah Lopen Semarang, M Yogi Fajri ikut melaporkan dugaan perusakan bangunan bersejarah tersebut.

Fajri bersama dengan KPS Semarang ikut mengusut mengapa bangunan bersejarah mengalami kesalahan identifikasi.

Akibatnya, gedung yang seharusnya dilestarikan justru dibiarkan mangkrak tak terawat.

Gedung yang diyakini merupakan hasil renovasi gedung De Locomotief kini menjadi Kantor Bank Mandiri Cabang Kepodang, Semarang.

“Benar. kami sudah laporkan, dan sudah dapat laporan balasannya. Katanya penyidik akan menindaklanjutinya,” kata Yogi.

Terkait dengan perkembangan penyelidikan, Yogi belum mendapat kabar selanjutnya. Namun, ia memastikan penyidik PNS di BPCB belum berbuat banyak menelisik indikasi perusakan bangunan bersejarah.

“Sejak surat balasan saya terima, belum ada perkembangan yang signifikan,” timpal Yogi.

Pemerintah Kota Semarang pun diminta untuk tidak terus lalai dalam merawat bangunan bersejarah di kota tua.

Pemerintah telah menjadikan kawasan kota lama, terutama gedung-gedung tua sebagai magnet wisata di ibu kota Jawa Tengah ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com