Ritual tahunan ini diikuti petinggi Kesultanan Ternate, Muspida Kota Ternate, tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat serta masyarakat setempat.
Prosesi ritual ini sudah dimulai sebulan sebelumnya dengan berziarah ke makam leluhur dan puncaknya pagi tadi dengan mempersembahkan sesajian berupa nasi kuning yang ditabur di laut, dipimpin kepala kampung bergelar fanyira sula.
Fanyira serta para tokoh adat mengelilingi laut pantai wisata Sulamadaha dengan perahu tempel.
Lurah Sulamadaha, Syamsuddin Samad, mengatakan, ritual ini adalah ritual yang digelar masyarakat setiap tahun, dengan harapan bisa terhindar dari segala bentuk marabahaya serta selamat dari bencana termasuk keselamatan untuk anak cucu.
“Rangkaian ritual ini kita sudah dilaksanakan tiga minggu sebelumnya, di mana setiap Senin melakukan ziarah ke makam leluhur dan Senin hari ini adalah puncaknya dengan mempersembahkan sesajian yang ditabur di laut,” kata Syamsuddin.
Pada tahun 2014, ritual sempat tidak dilaksanakan. Di tahun yang sama, seorang pemain jet ski tenggelam di sekitar Pantai Sulamadaha yang hingga kini jasadnya tidak ditemukan. Di akhir ritual, seluruh masyarakat yang hadir makan bersama di hamparan pantai terhadap sesajian yang terdiri nasi kuning, nasi bambu, ikan dan sebagainya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.