"Tadi sekitar jam 10.00 Wita ada letupan dan mengeluarkan asap tebal," kata Kepala Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Agus Budiono, Minggu (25/10/2015).
Agus mengatakan, saat ini pihaknya telah berkoordinasi dengan pos pengamatan gunung api di Sembalun.
Petugas pengamat vulkanologi sebelumnya tidak melihat ada tanda-tanda aktivitas gunung Barujari.
Selain itu, alat perekam getaran yang ada di pos tersebut tidak mencatat adanya getaran-getaran aktivitas gunung berapi.
Rencananya, sore ini tim dari pos pengamatan gunung berapi di Sembalun akan melakukan pengecekan langsung ke lokasi Gunung Barujari.
Terkait meningkatnya aktivitas anak Gunung Rinjani ini, TNGR telah menutup seluruh jalur pendakian ke Rinjani. Baik melalui jalur pendakian Sembalun, Senaru, dan Torean.
"Sementara ini pendakian ditutup, sambil menunggu rekomendasi dari badan vulkanologi. Kita tutup dulu untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi letusan atau keluarnya gas beracun dari aktivitas gunung," kata Agus.
Agus juga mengatakan, selain menutup jalur pendakian, pihaknya juga telah memerintahkan kepada petugas TNGR memerintahkan seluruh pendaki yang masih berada di atas gunung untuk turun.
Agus mengatakan, sampai saat ini belum ada laporan korban jiwa akibat aktivitas Gunung Barujari. Aktivitas serupa tercatat pernah terjadi sekitar tahun 2010 lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.