Sang guru yang diketahui bernama Mei Kowey ini marah besar dan langsung memukuli korban setelah mengetahui Imanto tidak menuruti kemauannya.
Sebelumnya Mei menugaskan seluruh siswa kelas enam SD untuk membawa kerikil dan semen, namun karena korban tidak membawa salah satu dari yang ditgaskan itu Mei tidak terima dan memukuli siswa tersebut dengan menggunakan pisau cutter.
Insiden itu membuat korban harus dilarikan ke rumah sakit Bhakti Rahayu untuk menjalani perawatan medis. Di rumah sakit itu kepala korban yang robek dijahit sebanyak enam jahitan.
”Ibu guru marah dan memukul saya karena lupa membuat kerikil,”kata Imanto kepada wartawan saat ditemui di rumah sakit tersebut, Sabtu petang (19/9/2015).
Menurutnya, dia terpaksa hanya bisa membawa semen karena kerikil yang diminta sang guru susah didapat. Selain itu bocah tersebut juga merasa tak sanggup karena kerikil yang diminta sang guru dirasa sangat berat untuk dibawa.
“Susah cari kerikil dan terlalu berat untuk dibawa jadi saya hanya bisa bawa semen saja,” ujarnya.
Sementara itu salah satu petugas medis dirumah sakit tersebut mengatakan jika luka dibagian kepala yang diderita korban harus dijahit sebanyak enam jahitan karena mengalami robek.
”Darah dari kepalanya cukup banyak karena kepalanya robek,”kata saah satu petugas medis di rumah sakit itu.
Hingga berita ini ditulis, belum ada penjelasan dari pihak sekolah mengenai insiden tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.