Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Sering "Nanggap" Wayang, Bupati Semarang Ragu Rakyat Miskin Bertambah

Kompas.com - 16/09/2015, 21:22 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Bupati Semarang Mundjrin mengaku ragu terkait penambahan jumlah warga miskin di wilayah yang dipimpinnya. Hal itu disampaikan Mundjirin saat menanggapi data BPS yang menyebut jumlah warga miskin di Indonesia bertambah sebanyak 860.000 jiwa pada Maret 2015.

Salah satu alasan yang membuat Mundjirin ragu salah satunya adalah yakni maraknya kegiatan "Merti Dusun" di berbagai desa di Kabupaten Semarang, yang salah satu rangkaian kegiatannya adalah pagelaran wayang kulit.

"Wayang kulit itu kan pertunjukan mahal, antara Rp 20-30 juta tergantung dalangnya. Padahal warga dusun yang kadang hanya dua RT itu sanggup iuran," kata Mundjirin, Rabu (16/9/2015).

Fenomena ini menurut Mundjrin menjadi sinyal positif bahwa ekonomi masyarakat Kabupaten Semarang membaik. Perhelatan wayang kulit ini, imbuhnya, tidak hanya dilakukan di satu atau dua dusun saja, namun di sebagian besar dusun di kabupaten itu. "Umumnya (dibiayai) dengan uang sendiri tanpa sponsor," tambahnya.

Terlepas dari pengamatan sepintasnya itu, Pemkab Semarang pada 2015 telah mematok target menurunkan angka kemiskinan menjadi 7,5 persen. Target itu mengaca pada pertumbuhan ekonomi 2014 yang mampu menyentuh angka di atas 6 persen.

Namun, hingga memasuki semester kedua tahun ini pertumbuhan ekonomi malah kembali anjlok di angka 5 persen, sehingga Pemkab Semarang pesimistis target penurunan angka kemiskinan akan tercapai.

"Makanya, hingga akhir tahun nanti saya belum dapat memastikan. Karena banyak juga pertanian yang gagal panen akibat dampak kemarau panjang," kata Mundjirin.

Dia mengklaim, program pengentasan kemiskinan hingga tahun kelima kepemimpinannya cukup berhasil. Di masa pemerintahannya, ujar Mundjirin, angka kemiskinan telah ditekan hingga kurang dari 8 persen, sampai dengan semester awal tahun 2015. "Tepatnya tujuh koma sekian, tapi tidak delapan persen," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com