Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelayanan di Kota Bandung Tak Akan Prioritaskan Warga Pendatang

Kompas.com - 22/07/2015, 13:22 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengimbau kepada para pemudik agar tidak membawa serta sanak saudara saat kembali ke Kota Bandung. Kalaupun memang hendak dibawa, Ridwan Kamil meminta agar para pendatang baru memiliki modal berupa uang, kemahiran, dan pengetahuan.

"Jangan ke Bandung kalau tidak punya modal (uang), jangan ke Bandung kalau tidak punya skill, jangan ke Bandung kalau tidak punya pengetahuan," kata Emil -sapaan Ridwan Kamil, usai sidak ke Kantor Disdukcapil, Rabu (22/7/2015).

Emil mengaku tidak bisa melarang orang datang ke Bandung, karena Bandung merupakan kota yang terbuka. Namun, jika tidak memiliki tiga hal tersebut, ia khawatir akan merepotkan diri sendiri dan Pemerintahan Kota Bandung.

"Saya tidak melihat ada aturan usir mengusir, ini NKRI. Intinya kita akan memberikan pengarahan agar mereka kalau memang tidak punya skill pengetahuan dan modal tidak merepotkan," tutur Emil.

Selain itu, para pendatang baru dipastikan tidak akan mendapat prioritas dalam pelayanan apapun. "Kalau ada dua pilihan yang harus dilayani, kami cek KTP dulu dan kami pasti mendahulukan warga yang KTP Bandung. Karena pada dasarnya, pajak harus kembali ke kita dalam bentuk pendidikan ataupun kesehatan gratis," ucap dia.

Sementara itu, data Disdukcapil memperlihatkan, pada lebaran 2014, jumlah urbanisasi naik 10 persen. Artinya, satu warga Bandung membawa dua orang warga desa untuk mengadu nasib di Bandung. Namun, tidak jelas apakah orang tersebut menetap di Bandung atau tidak. Untuk mengetahui jumlah pendatang baru tahun ini, Disdukcapil akan melakukan operasi yustisi pada 25-26 Juli 2015. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com