Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dubes Inggris Minta Indonesia Agar Lebih Baik Menata Pertambangan

Kompas.com - 18/06/2015, 22:27 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani Julius

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Duta Besar Kerajaan Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, dibuat terkejut setelah tahu Samarinda dikelilingi lubang tambang batu bara yang dekat dengan permukiman warga. Moazzam Malik mendapati kabar 79 lubang menganga berada dekat dengan permukiman dan mengepung ibu kota Kalimantan Timur itu. Dua lubang di antaranya, disambangi dubes Inggris di hari terakhir dari dua hari lawatannya di Kaltim.

“Dia terkejut, kaget. Sampai bertanya banyak tentang berapa lubang per tambang seperti ini, hingga luasnya (di Samarinda),” kata dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Merah Johansyah, Kamis (18/6/2015).

Malik semakin dibuat heran setelah mendapati kabar lebih dari 70 persen wilayah Samarinda dikapling untuk kegiatan tambang. “Dia juga bertanya berapa luas lubang tambang itu. Kira-kira dua kali lapangan sepak bola,” kata Merah.

Malik melakukan lawatan ke Samarinda selama dua hari. Ia mengampanyekan perubahan iklim dan semangat mengurangi efek rumah kaca, khususnya di Indonesia, selama dua hari itu.

Dia bahkan juga memberi kuliah umum tentang perubahan iklim ini di Universitas Mulawarman Samarinda pada hari pertama. Dalam kuliah itu, Malik menjelaskan bahwa Indonesia masuk lima negara penyumbang emisi terbesar di dunia.

Hari ini, Malik beserta sejumlah organisasi masyarakat mengunjungi keluarga M Raihan, korban tenggelam di lubang tambang batu bara, di Jalan Padat Karya Kelurahan Sempaja.

Merah mengatakan, Malik menjanjikan akan membicarakan temuan ini ke pemerintah Indonesia. Inggris pun berharap Indonesia, terutama Kaltim, bisa menjadi provinsi yang berperan besar dalam perubahan iklim dan menjadi bagian dari rencana aksi daerah mengurangi efek gas rumah kaca.

“Dubes mengatakan akan memberi masukan ke Pemerintah RI, agar menguatkan pengawasan dan sanksi bagi kegiatan pertambangan yang seperti ini,” kata Merah.

Sektor batu bara kata Merah, juga mempunyai andil yang sangat besar dalam perubahan iklim terkait dengan penghilangan dan penggundulan hutan yang tidak terkendali, serta alih fungsi hutan menjadi pertambangan (deforestasi).

Malik lalu berharap, investor dari Inggris tidak membeli batu bara yang berasal dari proses penghancuran lingkungan hidup.

“Jatam sendiri tetap meminta agar negara-negara internasional selektif terhadap kerja sama dengan pemerintah Indonesia terkait investasi di batu bara,” kata Merah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com