Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Harapan Saya, Jenazah Anak Saya Bisa Dibawa Pulang"

Kompas.com - 10/06/2015, 14:24 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com — Supardi (73), ayah dari Wiji Astuti, seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang ditemukan tewas digulung kasur di trotoar, di daerah Mong Kok, Hongkong, Senin (8/6/2015), berharap jenazah anaknya bisa dipulangkan untuk dimakamkan di Malang.

"Harapan saya kepada Pemerintah Indonesia, jenazah anak saya bisa dibawa pulang dan bisa dimakamkan di sini. Cucu saya ingin tahu wajahnya," kata Supardi yang ditemui di rumahnya, di Dusun Krajan, Desa Wonokerto, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Rabu (10/6/2015).

Supardi yang tinggal berdua dengan cucunya, Rahayu Putri (11), anak dari Wiji Astuti, mengaku tak bisa berbuat apa-apa soal pemulangan anaknya. "Uang tidak ada. Ya, saya pasrah kepada pemerintah. Jika bisa, jenazahnya dibawa pulang. Soal akibat terbunuhnya itu karena apa, saya menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah. Saya sudah ikhlas dan tabah atas musibah ini," kata dia.

Menurut Supardi, pihak PT Tritama Bina Karya, yang memberangkatkan Wiji ke Hongkong, sudah siap bertanggung jawab dan akan berusaha membawa pulang jenazah Wiji ke kampung halamannya. (Baca: Jenazah WNI Terbungkus Kasur di Tepi Jalan di Hongkong)

Sementara itu, menurut pengakuan kakak dari Wiji Asturi, Sulistiyo (51), dia bersama perangkat desa setempat sudah berjuang agar jenazah Wiji bisa dipulangkan ke Malang. Namun, informasi pemulangan hingga kini belum jelas.

"Saya hanya tahu dari pihak Polres Malang jika proses pemulangannya ada kendala. Data identitas Wiji yang ada di paspor tidak sama dengan yang ada di akta kelahirannya. Karenanya, belum bisa dibawa pulang jenazahnya," kata dia.

Di dalam data akta kelahiran, Wiji lahir pada 19 Agustus 1982. "Saya tidak tahu data yang ada di paspor seperti apa. Ia menikah dengan Supaat pada 2004 lalu. Tapi, dia sudah meninggal pada 2014 lalu akibat kecelakaan di Malang. Dulunya, ia bekerja sebagai petani dan kuli bangunan," katanya.

Wiji adalah tiga bersaudara. Mereka bertiga, Sulistiyo, Wiji Astuti, dan Linda Lestari. "Pihak keluarga di sini sudah pasrah. Mungkin sudah takdir Tuhan. Tapi, jika bisa, keluarga berharap jenazah bisa dipulangkan ke Malang. Soal apa yang menyebabkan meninggalnya, keluarga menyerahkan sepenuhnya ke Pemerintah Indonesia," kata dia.

Sebelum menjadi TKW ke Hongkong, sosok Wiji dikenal baik dan suka berteman. "Orang baik. Temannya banyak. Saya tidak menyangka ia meninggal di Hongkong. Saya kepikiran anaknya (putri) yang kini masih duduk di bangku SD. Dia hanya tahu wajah ibunya dari foto yang dikirim beberapa tahun lalu. Kasihan dia. Ayahnya juga sudah meninggal. Semoga pemerintah bisa membawa pulang jenazah Wiji," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com