Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersangka Curanmor Ini Cemas Kakinya Busuk Setelah Ditembak Polisi

Kompas.com - 21/05/2015, 19:20 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani Julius

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Muhammad Hifjar, pemuda 19 tahun asal Kota Samarinda di Kalimantan Timur, mengeluhkan betis kakinya yang terluka akibat ditembus timah panas polisi pada Rabu (20/5/2015). Hifjar mencemaskan kondisi kakinya yang sempat mengalami pendarahan sekalipun telah diperban.

Ijar, begitu ia dipanggil oleh kelompoknya, melepas sendiri perban karena takut kaki yang kena tembak itu membusuk.

“(Perban dilepas) karena tadi banyak darahnya. Saya mau diperiksa. Saya takut (kaki) jadi busuk,” kata Ijar, Kamis (21/5/2015), mengungkapkan alasan dirinya membuka perban itu sendiri.

Polisi memenuhi permintaan Ijar untuk memeriksa kembali luka itu lalu diperban ulang oleh dokter kesehatan Polda. Bulatan luka kecil yang belum kering benar tampak di betis kiri bagian dalam dari kaki Ijar dan membuat jalannya timpang. Luka itu didapati ketika Ijar coba meloloskan diri dari sergapan sejumlah polisi Jahtanras Polda Kaltim di Samarinda Seberang, Rabu pagi pukul 08.00.

“Kita sergap dia selagi bawa motor curian. Tapi dia coba melarikan diri,” kata Kanit Jahtanras Polda Kompol Ikhsanuddin.

Polisi sejak semula telah berencana menangkap Ijar ketika berada di rumah kosnya di Samarinda Seberang. Polisi mendapat kesempatan saat Ijar keluar rumah dengan Scoopy warna hitam putih KT 4814 OK milik Dayang Esthyanti yang dilaporkan hilang 7 Mei 2015. Ijar menyadari sergapan polisi. Ia langsung membuang motor yang dinaikinya lantas kabur.

Saat kabur itu, polisi memuntahkan peluru dan mengenai kaki Ijar. Polisi segera memeriksa kos tempat Ijar yang tidak jauh dari lokasi penyergapan. Polisi mendapati empat motor lain di kos itu, yakni tiga motor jenis matik dan sebuah motor Suzuki Satria. Di situ polisi juga mendapat empat STNK motor lain yang diduga merupakan hasil kejahatan Ijar dan kawan-kawannya.

“Ternyata di kos itu juga tinggal Andre dkk (komplotan Ijar). Mereka lolos setelah keributan kami menangkap Ijar,” kata Ikhsanuddin.

Ijar, remaja ini tidak pernah menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya. Ia mengaku tinggal dengan ayahnya di Jalan Pramuka di Samarinda. Selain rumah tinggal, Ijar juga mengaku tinggal di rumah kos-kosan bersama komplotannya.

Ijar menjalani aksi mencuri motor sejak 2013, saat dirinya masih berusia 16 tahun. Ia mengaku tertarik membawa lari motor yang ditinggal dan diparkir secara sembrono oleh pemiliknya. Ia mengaku menjalankan aksinya di tiga kota, Balikpapan, Samarinda, hingga Tenggarong.

“Biasanya (motor) yang tidak dikunci,” kata Ijar.

Remaja ini tidak bekerja sendiri. Saat ditangkap Ijar tengah menjadi bagian dalam komplotan yang dikenal sebagai kelompok Andre. Bersama komplotan Andre ini, diyakini Ijar terlibat dalam pencurian lebih dari 50 motor. Ijar kerap kali menjadi eksekutor.

“Beberapa kali juga rumah kosong. Kan mudah saja diketahui dari jauh kalau rumah itu kosong, ya itu yang dimasuki. Hasilnya (misal motor) dijual Rp 1,5 juta sesuai permintaan,” pungkas Ijar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com