Makam tersebut merupakan makam bayi yang dibunuh ayahnya sendiri, Sadriansyah. Saat dibunuh oleh Sadriansyah, Syahrul masih berusia empat bulan pada tahun 2008 silam.
Aksi Sadriansyah membunuh anaknya ini terbilang sadis. Ia merendam Syahrul dengan posisi kepala di bawah di dalam drum yang berisi air penuh. Setelah direndam, mulut Syahrul dminumi minyak jelantah hingga tewas.
Setelah itu, Sadriansyah kemudian memberitahukan tetangganya bahwa anaknya mati secara wajar karena mengidap penyakit.
Kapolsekta Sungai Kunjang Kompol Siswantoro mengatakan, pihak Kepolisian langsung melakukan pemeriksaan di lokasi TPU dibantu dokter forensik.
“Jenazah kita diperiksa di tempat, karena ada dokter forensiknya langsung kita hadirkan di situ. Nanti langsung dicek forensik apa-apa saja yang diperiksa, karena forensik kan ahlinya,” kata Siswantoro.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lapangan, lokasi pembongkaran makam dipadati banyak warga Padat Karya yang ingin menonton olah TKP. Tulang-belulang Syahrul diperiksa selama hampir tiga jam lebih. Setelah selesai, Syahrul langsung dikuburkan lagi.
“Hasilnya nanti kita koordinasikan sama dokter forensik. Masih harus ditunggu,” pungkas Siswantoro.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.