Meski tidak dapat dijadikan alat bukti secara hukum, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Awi Setiyono, mengatakan, tato itu bisa menjadi petunjuk bagi polisi bahwa YA gemar dengan kegiatan merampok.
"Kata-kata yang dipakai untuk tato biasanya adalah kebanggaan," katanya, Rabu (11/3/2015) siang.
YA meninggal dunia setelah ditembak peluru panas Tim Cobra, Ditreskrimum Polda Jatim di bagian kaki dan dadanya.
"Dia mengancam anggota dengan sebilah parang saat akan ditangkap di perbatasan Surabaya-Sidoarjo dini hari tadi," tuturnya.
Dalam catatan kepolisian, warga Desa Krian, Kecamatan Krian, Sidoarjo itu adalah residivis kasus pencurian dengan kekerasan. Dia juga dilaporkan melakukan aksi begal lagi di wilayah hukum Mojokerto, Pasuruan, dan Sidoarjo.
Terakhir, dia bersama dua temannya merampok pengendara mobil, Selasa (10/3/2015) malam. Namun, salah satu korbannya berhasil melarikan diri dan meminta pertolongan warga. Tiga pelaku pun berhasil melarikan diri tapi berhasil merampok dompet, uang, surat-surat dan ponsel.
Dari laporan warga malam itu, polisi langsung bergerak dan menemukan pelaku di perbatasan Surabaya-Sidoarjo. Dua rekan YA berhasil kabur, sementara pemilik tato "RAMPOK" di dadanya itu tewas di tangan polisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.