Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seruan Antikorupsi oleh Perempuan dari Gedung Bersejarah bagi Gerakan Perempuan

Kompas.com - 09/03/2015, 01:33 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Di gedung Balai Pelestarian Nilai Budaya, Jalan Brigjen Katamso Yogyakarta, ratusan perempuan dari berbagai latar belakang berkumpul dan bersama-sama meneriakkan penolakan terhadap korupsi. Selain berorasi, tujuh perwakilan perempuan juga melakukan aksi mencuci peralatan rumah tangga, sebagai simbol bersih-bersih dari koruptor.

Acara peringatan hari perempuan sedunia ini juga dihadiri istri dan anak perempuan mendiang mantan presiden Abdurrahman Wahid, Shinta Nuriyah Wahid dan Alissa Wahid.

Salah satu panitia acara dengan tema "Perempuan Bergerak Tolak Korupsi", Paramita mengatakan, mencuci alat rumah tangga yang dilakukan oleh tujuh perempuan itu memiliki arti khusus. "Mencuci itu diartikan ruwatan atau tolak bala keluarga bersih dari korupsi," ujar Paramita, Minggu (08/03/2015).

Menurutnya, gedung Balai Pelestarian Nilai Budaya dipilih sebagai lokasi acara karena memiliki makna historis. Sebab, pada tahun 1987 gedung ini adalah lokasi tercetusnya kongres perempuan pertama di Indonesia.

"Di sini awal mula tercetusnya kongres perempuan pertama Indonesia. Maka di sini pulalah di hari perempuan dunia diperingati. Kita bergerak tolak korupsi," ucapnya.

Sementara itu, Shinta Nuriyah Wahid mengatakan, perempuan Indonesia harus mampu menjadi garda terdepan dalam pemberantasan korupsi. Karena perempuan merupakan sosok utama dalam mendidik dan membentuk sikap generasi penerus yang antikorupsi, yang dimulai dari keluarga.

"Korupsi bagaikan virus HIV yang telah melemahkan dan melumpuhkan seluruh sendi-sendi kehidupan, mulai dari moral dan nilai-nilai nurani kita," ucapnya.

Para pelaku korupsi, menurutnya, adalah orang-orang licik yang menggunakan topeng berlapis-lapis. Karena itu, perempuan harus mampu bersikap arif dan kritis terhadap para koruptor, jangan sampai malah terjebak dalam skenario mereka.

"Jangan pernah kita diam. Perempuan harus bergerak ketika pemberantasan korupsi di Indonesia diancam, KPK dilemahkan, aktivis antikorupsi dikriminalisasi," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com