Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyandang Disabilitas Bangkitkan Semangat Hidup dengan Membuat Kaki Palsu

Kompas.com - 21/12/2014, 16:01 WIB
Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Para penyandang disabilitas yang tergabung dalam Pusat Pemberdayaan Disabilitas atau Yayasan PUSPADI Bali memberikan motivasi kepada mereka yang mengalami kecacatan fisik untuk tetap semangat hidup dan berkarya.

"Kami membuat kaki palsu satu-satunya yang ada di Bali dibuat oleh dan untuk penyandang disabilitas. Kami ingin memberikan semangat bagi penyandang disabilitas," kata I Nengah Latra, Direktur Yayasan PUSPADI, Denpasar, Bali, Minggu (21/12/2014). Hak ini disampaikan dalam acara Podium Bali Bebas Berbicara Apa Saja (PB3AS) yang berlangsung di Lapangan Puputan Margarana Renon, Denpasar.

Latra mengatakan, sampai saat ini Yayasan PUSPADI Bali sudah membuat lebih dari 800 kaki palsu yang sudah dipakai oleh penyandang disabilitas. Sementara untuk dana pembuatannya didukung oleh donatur swasta dari dalam dan luar negeri.

Salah satu penyandang disabilitas, I Ketut Gede Nesa Jatiana (30), yang sudah menjadi anggota yayasan merasa terbantu untuk memulihan kepercayaan diri karena  kaki kanannya diamputasi dan harus menggunakan kaki palsu.

Dia berharap, penyandang disabilitas terutama Tuna Daksa bisa tetap bersemangat dalam melanjutkan hidupnya.  "Ketika saya bergabung dengan PUSPADI Bali, saya kembali percaya diri. Saya banyak menemukan teman-teman yang mengalami hal yang sama dengan saya, mereka sebelumnya minder, mengurung diri dan tidak bersemangat dalam hidup. Dan ini tidak boleh terjadi bagi mereka, harus bangkit," kata Gede Nesa.

Gede Nesa menceritakan, dia mengaami kecelakaan motor. Pada tahun 2001 lalu dan sempat tidak percaya diri dan selama setahun. Kemudian dia mau menggunakan kaki palsu untuk bisa membantu kelancaran aktivitasnya.

Dia lalu bergabung dengan Yayasan PUSPADI Bali sejak 2004 dan mengembangkan bakatnya membuat kaki palsu. Untuk mengasah keampuannya membuat kaki palsu, dia sempat belajar ke Solo agar lebih mahir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com