Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari-hari Pengungsi Afganistan di Balikpapan, Main Kartu hingga Mandi di Pantai

Kompas.com - 15/12/2014, 18:31 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani Julius

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Taman Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) di Balikpapan, Kalimantan Timur, menjadi salah satu pusat aktivitas para pengungsi asal Afganistan belakangan ini. Ratusan pengungsi itu bisa ditemui menjalani kegiatan santai di Monpera dari pukul 07.00 hingga 22.00. Pengungsi Afganistan ini melakoni kegiatan hariannya tak ubahnya warga biasa di Balikpapan.

“Mulai dari hanya duduk dan tidur-tiduran di bawah pohon, duduk di pinggir laut, mandi di laut, sampai main kartu seperti di sebelah situ, sekarang. Mereka tenang, tidak gaduh, tidak membuat kami khawatir. Setelah pukul 22.00 (taman ini) bersih (tak ada orang lagi),” kata Ibu Tohir, seorang pemilik warung di pinggir pantai Monpera.

Seorang penjaga pintu karcis di Monpera, Wilis Yuli Yanto, mengatakan banyak imigran Afganistan melintasi pintu karcis setiap hari belakangan ini. Mereka datang membawa peralatan mandi, sabun, dan shampo. Mereka berenang dan mandi di laut yang berwarna coklat baik siang maupun siang hari.

Menurut Wilis, para imigran Afghanistan ini keluar masuk Monpera secara berkelompok. Mereka melintas pintu masuk kerap tanpa membayar karcis masuk Rp 1.000 per orang.

“Pernah mereka bilang ‘kan biasanya tidak bayar’. Ngotot tidak mau bayar. Karena bahasanya lebih banyak tidak paham, maka saya hanya bisa lapor saja ke polsek,” kata Wilis.

Pengungsi Afganistan ini menjadi perhatian pemerintah dan warga di Balikpapan sejak mereke membludak mereka mulai September 2014 lalu. Mereka terbagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama menempati Rumah Detensi Imigrasi di Kecamatan Lamaru Balikpapan dan lainnya dalam rumah penampungan sementara di balik kantor Imigrasi Balikpapan.

“Lebih 160 orang (di penampungan sementara di kantor imigrasi),” kata Ali.

Penampungan sementara di belakang kantor imigrasi berada di kawasan perkantoran. Letaknya bersebelahan saja dengan kantor Komando Daerah Militer (Kodam) VI Mulawarman. Imigran ini merupakan para pencari suaka di bawah perlindungan dan pengawasan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), sebuah badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk urusan pengungsi. Mereka pemegang dokumen UNHCR Asylum Seeker Certificate yang diterbitkan UNHCR.

Di Indonesia, mereka menanti penempatan ke negara yang bersedia menampung. Biasanya adalah Australia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com