Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stasiun Pemantau Gunung Merapi Milik BPPTKG Dibobol Pendaki

Kompas.com - 29/11/2014, 13:54 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.COM - Stasiun pemantau multiparameter Gunung Merapi milik Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPTKG) Yogyakarta Jumat (28/11/2014) siang dibobol seorang pendaki. Setelah diamankan dan dimintai keterangan oleh petugas BPPTKG Yogyakarta, pendaki yang masih berstatus mahasiswa tersebut mengaku terpaksa membobol pagar dan pintu stasiun pemantuan seluas 3x4 meter itu untuk berlindung dari badai.

" Ya bener, Jumat kemarin stasiun pemantau multiparameter di bobol seorang pendaki," kata Agus Budi Santoso, Kasi Gunung Merapi BPPTKG Yogyakarta saat dihubungi Kompas.com, Sabtu ini.

Agus menuturkan, pada hari Kamis ada organisasi mahasiswa yang camping di Gajah Mungkur. Lalu beberapa mahasiswa memutuskan untuk mendaki Gunung Merapi. Seorang mahasiswa lantas berusaha menyusul rombongan pertama, tetapi tersesat.

Ketika tersesat di area pasar Bubrah, di ketinggian sekitar 2.680 meter dari permukaan laut  terjadi badai. Panik dengan keadaan alam yang ekstrim, pendaki tersebut berinisiatif berlindung di stasiun pemantuan dengan cara membobol gembok gerbang dan pintu.

"Dia masuk dengan merusak gembok pagar dan pintu," kata Agus. 

Selanjutnya, mungkin karena tidak membawa perbekalan yang memadai, pendaki tersebut memanfaatkan logistik yang berada di dalam stasiun pemantuan.

"Teman-temannya mencari seharian dan ketemu di dalam stasiun pemantuan. Lalu dibawa turun, kami diberitahu dan langsung kelokasi," kata dia.

Agus mengungkapkan, setelah bertemu dan mendengar langsung alasan pendaki membobol stasiun pemantuan, pihaknya memutuskan untuk menyelesaikan permasalahan dengan cara kekeluargaan. "Kami tetap konsisten, pendakian ke Gunung Merapi hanya sampai pasar Bubrah. Selain itu tidak direkomendasikan para pendaki untuk bermalam di pasar Bubrah, mengingat peristiwa kemarin Merapi sering mengeluarkan letusan freatik," kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com