“Kata kernetnya, ini tarif sementara, untuk menyesuaikan kenaikan harga BBM. Biasanya hanya Rp 3.500 sekarang Rp 4.500,” ujarnya.
Karyawati sebuah dealer motor ini mengatakan, setiap hari dirinya harus menggunakan jasa angkutan umum dari rumahnya menuju kawasan Bubakan, Kota Semarang. Para awak angkot ini, lanjutnya, seperti euforia, memanfaatkan momentum kenaikan harga BBM.
“Karena informasi dari rekan sekantor saya, ongkos angkot dari Mangkang juga sudah naik,” tegasnya.
Warga lainnya, Sukati (35), petugas cleaning service kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Semarang mengaku hanya bisa pasrah dengan kenaikan tarif angkot. Dengan kenaikan tarif ini, Sukati yang biasanya mengeluarkan kocek Rp 10.000 untuk dua kali "ngangkot", sekarang pulang pergi dari rumah ke tempat kerja menjadi Rp 12.000.
“Seharusnya, ongkos angkutan umum ini jangan naik sebelum ada perubahan tarif resmi dari instansi yang berwenang,” tegasnya.
Sebelumnya dikabarkan, Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang mulai diterapkan, Selasa (18/11/2014) pukul 00.00 Wib mulai berimbas kepada sektor riil di masyarakat.
Sejumlah sopir angkutan umum reguler di Kabupaten Semarang mulai menaikkan tarif. Meski belum ditetapkan oleh Dishubkominfo, mereka terpaksa menaikkan ongkos untuk menutup biaya operasional.
"Naiknya antara Rp 500-Rp 1.000. Kalau enggak gitu, tidak bisa setoran Mas," kata Waluyo (50) warga desa Suko, Ungaran Barat, seorang sopir angkot jurusan Pasar Bandarjo Ungaran-Pasar Jimbaran, Bandungan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.