"Dari puluhan yang diamankan dalam bentrokan kemarin, lima orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Tiga orang membawa senjata tajam, dua orang pendemo anarkis. Kami juga mengganti segala kerusakan di kampus UNM setelah penyerangan polisi. Ini sementara dikerjakan dan diperkirakan dua hari rampung," kata Kepala Polda Sulselbar, Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Anton Setiadji kepada wartawan saat berkunjung ke Markas Polrestabes Makassar, Jumat (14/11/2014) siang.
Terkait adanya perintah penyerangan masuk ke kampus UNM dan mengeroyok wartawan yang melakukan peliputan, Anto membantahnya. Menurut Anton, tindakan anggotanya tersebut bersifat spontan setelah Wakil Kepala Polrestabes Makassar, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Totok Lisdiarto terkena panah di bawah ketiak kanannya.
"Tidak ada perintah penyerangan kampus dan pengeroyokan wartawan. Malah perintah Kapolri pasca-kejadian, usut tuntas semua kasus itu, dan proses anggota. Kemudian ganti semua kerugian yang ditimbulkan," tandasnya.
Sebelumnya, mahasiswa UNM melakukan aksi demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), Kamis (13/11/2014) sore. Dalam demo itu terjadi insiden pemanahan pendemo terhadap Wakapolrestabes Makassar AKPB Totok Lisdiarto. Peristiwa itu membuat anggota Polrestabes Makassar marah, lalu menyerang kampus UNM. Polisi menghajar mahasiswa dan sejumlah jurnalis yang sedang meliput.