Dua jurnalis itu masing-masing reporter Indosiar Fathor Rusi dan kontributor Kompas TV Ahmad Baihaki. Fathor Rusi mengaku terpukul mahasiswa saat mereka bentrok dengan aparat kepolisian. Mahasiswa bertindak brutal dan memukul siapa pun yang ada di dekatnya.
“Awalnya tangan saya yang pegang kamera yang dipukuli, kemudian perut ditendang,” terang Fathor Rusi.
Menurut Rusi, pukulan pertama dianggapnya tidak sengaja sehingga ia hanya memperingatkan mahasiswa agar tidak sembarang saat memukul. Namun, peringatan itu ditanggapi dengan emosi oleh mahasiswa. Seorang mahasiswa yang berambut kriting dan memakai baju biru putih justru menantang duel dan menendang bagian perut Rusi.
“Agar tidak semakin ribut, saya memilih menjauh. Tetapi, saya dikejar oleh empat mahasiswa lainnya yang hendak mengeroyok saya. Beruntung ada polisi yang melerainya,” ungkapnya.
Keributan itu juga melukai tangan kiri Ahmad Baihaki, kontributor Kompas TV. Tangan Kiki—panggilan Ahmad Baihaki—dipegang mahasiswa sampai lecet. Beruntung ia bisa menjauh dari kericuhan itu.
“Saya sangat kecewa karena aksi brutal hingga merembet ke jurnalis yang sedang menjalankan tugasnya,” ujar Kiki.
Aksi brutal mahasiswa Samar karena mereka tidak ditemui oleh Bupati Pamekasan, Achmad Syafii. Mahasiswa merusak sejumlah fasilitas kantor Bupati Pamekasan seperti taman, pot bunga, dan meja kantor.