Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mabes Polri: Perlu Olah TKP untuk Buktikan Ada Teror di Rumah Amien Rais

Kompas.com - 06/11/2014, 11:49 WIB
Fathur Rochman

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalang di balik aksi teror yang terjadi di kediaman pribadi mantan Ketua MPR Amien Rais di Yogyakarta, Kamis (6/11/2014) dini hari, hingga kini belum terungkap. Polisi mengaku masih membutuhkan waktu untuk mengungkap peristiwa tersebut.

"Masih saya cek ke Polda Yogyakarta, kan di Yogya, masih dicek kebenarannya," ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie di sela-sela acara pameran foto Ops Mantap Brata 2014 (PAM Pemilu 2014) di Mall Kasablanka, Jalan Kasablanka Raya, Jakarta Selatan, Kamis (6/11/2014).

Ronny mengatakan, polisi masih perlu melakukan olah tempat kejadian perkara untuk mencari jejak pelaku jika memang benar terjadi penembakan.

"Kalau penembakan, ada proyektil tidak? Kalau dia gunakan senjata yang keluarkan selongsong, itu kemungkinan juga ada selongsong, tapi kalau dia gunakan seperti revolver, selongsongnya gak mungkin ada, tapi proyektilnya kemungkinan ditemukan. Artinya, jejak penembakan itu kalau mengenai benda, mungkin ada bekas perkenalan proyektil, peluru juga, itu diolah untuk kita mengetahui dari senjata apa," ucap Ronny.

Menurut Ronny, polisi masih perlu mendalami kasus penembakan tersebut karena kejadiannya juga baru berlangsung beberapa jam yang lalu. "Kemudian, kendaraan yang digunakan yang digunakan oleh penembakan, mungkin ada yang sempat melihat ciri-cirinya. Data-data itu kan sangat penting dari saksi," kata Ronny.

Sebelumnya diberitakan, kediaman Ketua Majelis Pertimbangan Pusat Partai Amanat Nasional Amien Rais di Jalan Pandean Sari, Condong Catur, Sleman, diteror pada Kamis sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.

"Kejadiannya sekitar pukul 02.00 WIB. Rumah Pak Amien ditembaki orang tak dikenal. Pelurunya menembus mobil Pak Amien yang terparkir di halaman rumah," kata Wakil Ketua Umum PAN Dradjad Wibowo, Kamis siang.

"Siang nanti Pak Amien akan memberikan keterangan resmi terkait peristiwa ini," kata Dradjad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com