Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manek, Pria Difabel Penjual Koran demi Sekolah Anak-anaknya

Kompas.com - 27/10/2014, 15:53 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Manek (33), --begitu ia biasa disapa, memiliki keterbatasan fisik karena cacat bawaan pada kakinya. Namun begitu, dia tidak menyurutkan semangatnya untuk beraktivitas layaknya orang bertubuh normal pada umumnya.

Tidak ingin pasrah dengan meminta belas kasihan dari orang lain, pemilik nama lengkap Saturnus Bria ini, sehari-hari berjualan koran di pinggir jalan, tepatnya di bawah lampu lalu lintas Bundaran Patung Kirab Remaja, Jalan Frans Seda, Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Panas terik mentari di Kota Kupang yang yang membakar kulit, tidak melunturkan semangat Manek untuk mencari uang. Apalagi saat ini, Manek sudah memiliki tanggungan hidup. Ada empat anak hasil pernikahannya dengan Yuliana Seuk (30).

Setiap hari mulai dari pukul 08.00 Wita, Manek berangkat dengan ojek dari rumah kontrakan di Desa Tarus, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang atau sekitar 13 kilometer dari tempat ia biasa berjualan.

Manek pun menuju agen koran yang menjadi rekanannya. Dia biasa menerima 100 eksemplar koran yang kemudian dijualnya seharga Rp 3.000 per eksemplar. Hasil penjualan koran, kemudian dibagi dengan sang agen. Dia mendapat jatah Rp 1.000 per eksemplar, sementara agen mendapat Rp 2.000.

Manek mengaku, setiap hari bisa membawa pulang uang sebanyak Rp 80.000. Uang tersebut dipakai untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk biayai sekolah dan beli susu buat anak anaknya.

Menurut Manek, penghasilannya sebagai penjual koran sudah lebih dari cukup ketimbang pekerjaan sebelumnya yakni sebagai tukang parkir yang meski penghasilan pun hampir sama, namun risiko dan tanggung jawab yang tinggi.

“Saya sudah merantau di Kupang ini sudah lebih dari 20 tahun. Sejak pertama keluar dari kampung saya di Desa Umalor, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka, waktu itu saya baru berusia delapan tahun. Selama berada di Kupang, saya selalu ikut kerja dengan orang dan terakhir saya jadi juru parkir tapi karena kerja lumayan cape, sehingga saya akhirnya memilih berjualan koran,” kata Manek, Senin (27/10/2014).

Selama ini, belum sekalipun Manek mendapat perhatian apalagi bantuan dari pemerintah setempat. Namun begitu, dia tidak terlalu mengharapkannya. Baginya, banyak orang yang nasibnya sama dengan dirinya, atau bahkan ada yang lebih sengsara.

Bagi Manek, saat ini keluarga terutama anak-anaknya menjadi spirit buatnya untuk terus bekerja keras membanting tulang. Bukan tak mungkin, mimpi Manek untuk menjadikan semua anaknya sekolah tinggi bisa tercapai kelak.

Kini, empat orang buah hatinya mulai tumbuh besar. Mereka adalah Maria Goreti Bria (12), kelas V SD, Danurius Bria (9) kelas III SD, Dimas Marianus Bria (7), kelas I SD, dan Yusanti Milani Bria (2) dan anak bakal anak kelimanya yang masih berusia delapan bulan di dalam kandungan sang istri.

“Saya ingin suatu saat semua anak saya bisa sekolah tinggi dan mampu menjadi orang sukses biar bisa buat saya bangga,” ucap Manek sambil meneteskan air mata. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com