Hasbullah, salah satu dokter Puskesmas Raas yang menangani para korban mengatakan, kondisi obat-obatan yang ada di Puskesmas Raas sangat memprihatinkan. Sebab jenis obat-obatan yang dibutuhkan para korban tidak ada.
“Kami butuh tambahan obat-obatan. Obat yang ada sudah tidak cukup dan tidak pas untuk para korban,” terangnya.
Selain membutuhkan tambahan obat-obatan, Puskesmas Raas juga memerlukan tambahan tenaga medis. Tenaga yang ada hanya empat orang, sementara dokternya hanya satu orang.
Dijelaskan Hasbullah, kondisi perairan Raas saat ini memang sedang kondisi ekstrem. Namun demi menyelamatkan nyawa para korban, distribusi obat dan tenaga medis bisa dilakukan melalui jalur udara. Namun sampai saat ini, hal itu belum dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep atau Provinsi Jawa Timur.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 48 warga Desa Brakas, Kecamatan Raas, Kabupaten Sumenep, Senin (7/10/2014) kemarin berlayar menggunakan kapal motor Jabal Nur dengan tujuan pula Bali untuk menghadiri acara resepsi pernikahan. Namun kapal yang mereka tumpangi karam setelah mesin kapal mati di tengah laut.
Abdurrasyid, salah satu korban mengaku sangat kecewa atas pemerintah Kabupaten Sumenep yang masih belum melakukan tindakan apapun. Apalagi sampai saat ini, belum ada ucapan belasungkawa dari Bupati Sumenep kepada keluarga para korban. Keluarga korban meninggal dunia juga belum mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah setempat.
“Ini musibah besar bagi rakyat Raas, tapi kemana pemerintah, kok bisu?” ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.