Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semburan Lumpur Api di Ngawi Membesar, Warga Cemas

Kompas.com - 09/09/2014, 10:55 WIB

NGAWI, KOMPAS.com - Semburan gas liar yang berupa lumpur dan api yang ada di salah satu sumur bor di lahan pertanian milik Sulistiono (50), warga Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, terus membesar, Senin (8/9/2014) malam hari.

Titik api yang menyembur bercampur lumpur gas liar itu kondisinya semakin melebar. Meski demikian, ketinggian semburan api tidak semakin meninggi tetap pada kisaran ketinggian semburan sekitar 7 meter.

Ratusan warga terus berdatangan untuk menyaksikan dari dekat semburan lumpur api itu.

Bahkan kondisinya semakin malam semakin banyak pengunjung yang datang ke lokasi area persawahan yang ditanami padi dan jagung itu.

Kondisi ini bukan hanya semakin membahayakan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) Jawa Bali yang ada tepat di atas semburan api bercampur lumpur itu. Namun sudah mengancam tanaman padi dan jagung milik petani di sekitar lokasi semburan api itu.

Disamping itu, tanaman milik petani di sekitar semburan api dan lumpur itu terancam mati lantaran tercemar aliran air bercampur gas dan lumpur yang terus meluber bersamaan semburan api itu.

Salah seorang petani yang memiliki lahan di sekitar semburan api bercampur lumpur ini, Singat (56) mengaku dirinya merasa khawatir tanaman padinya akan rusak dan mati karena terkena aliran panas semburan api bercampur gas serta aliran gas bercampur lumpur yang terus menyembur dari lokasi sumur bor itu.

"Kekhawatiran memicu kematian tanaman padi dan jagung di sekitar lokasi semburan, bukan hanya saya rasakan. Akan tetapi dirasakan semua petani di sekitar sumur yang menyembur ini," terangnya kepada Surya (Tribunnews.com Network), Senin (8/9/2014) malam.

Apalagi, kata Singat intensitas material semburan dari dalam sumur itu lebih didominasi air dibandingkan gas liar.

Selain itu, hingga Senin (8/9/2014) malam belum ada petugas di lokasi kejadian yang berusaha mengamankan Jaringan SUTET Jawa Bali di atas semburan api bercampur lumpur itu dari dampak akibat semburan api yang terus menjilat itu.

"Termasuk berusaha mengamankan tanaman milik petani di sekitar lokasi semburan," tegasnya.

Sementara kini warga sekitar berharap adanya penanganan serius dari berbagai pihak yang berkompeten untuk menangani masalah semburan api bercampur lumpur dan gas itu. Warga masih khawatir dengan dampak yang ditimbulkan akibat semburan api dan gas liar yang sudah terjadi hampir seharian penuh itu.

"Bukan hanya menyebabkan kerusakan tanaman milik petani di sekitar lokasi semburan, tetapi masalah pencemaran lingkungan juga harus dikaji dan teliti. Kalau memang sangat merugikan warga harus ada ganti ruginya bagi warga terdampak," kata Kepala Desa Sidolaju, Wagi Supriyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com