Dia mengaku, yang memberi ancaman itu salah satunya adalah Sekretaris Dinas Pendidikan dan kepala Bidang Kesbang Kolaka Utara.
“Saya bilang bendera itu tidak dipasang karena sudah tidak layak lagi, dan nanti hari berikutnya akan saya pasang. Saya tidak sempat dialog sama mereka karena langsung pergi dan bilang namanya akan dicatat serta segera dilapor ke Polsek Lasusua dan tentara,” ungkapnya, Minggu (17/8/2014).
Dia juga menyayangkan intimidasi kepada masyarakat karena tak memasang bendera. Bahkan, kata dia, yang mendapat ancaman itu bukan hanya dirinya, tetapi juga warga lainnya.
“Mereka mewajibkan memasang umbul-umbul dan bendera merah putih di bawah ancaman dan intimidasi. Sebenarnya hikmah 17 Agustus itu memupuk semangat nasionalisme, bukan hanya memasang bendera merah putih di depan rumah masing-masing,” katanya.
Menurut Syahlan, sikap dari oknum pegawai pemda Kolaka Utara itu sama saja mencederai nilai kemerdekaan itu sendiri.
“Kan tidak dengan cara ancaman. Kalau diancam sama saja kita tidak merdeka. Ini yang saya sesalkan, bukan masalah kenapa tidak dipasang, tetapi kenapa ada ancaman,” tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.