Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asmara Subuh Setelah Sahur, Doakan Saya

Kompas.com - 07/07/2014, 12:16 WIB


Agus Mulyadi
, Blogger Jomblo

Sudah menjadi tradisi, bahwa sehabis salat subuh di bulan Puasa, para remaja biasanya menghabiskan waktu untuk jalan-jalan bersama kawan-kawan sebaya. Kegiatan ini sering kali disebut sebagai asmara subuh.

Entah bagaimana sejarahnya kenapa bisa disebut sebagai asmara subuh. Mungkin karena kegiatan ini sering kali menjadi momen pertemuan remaja-remaja putra dengan remaja-remaja putri.

Di kampung halaman saya, tradisi asmara subuh masih tumbuh subur. Saya harus akui dengan jujur, bahwa saya salah satu praktisinya. 

Saya tinggal di sebuah kampung yang berhadapan langsung dengan kompleks perumahan militer. Kompleks perumahan ini namanya Panca Arga. Perumahan ini dihuni oleh keluarga tentara yang bertugas di markas Akademi Militer Angkatan Darat yang lokasinya hanya beberapa kilometer dari perumahan ini.

Hampir setiap pagi selepas subuh di bulan Ramadhan, saya dan kawan-kawan sepermainan selalu menyempatkan diri untuk jalan-jalan di kompleks perumahan Panca Arga. Bukan tanpa alasan, karena selain nyaman untuk jalan-jalan, anak-anak gadis di kompleks tentara ini rupanya banyak yang berparas macan alias manis dan cantik. Itu menjadi daya tarik utama.

Setiap melintasi jalanan perumahan, kami beberapa kali berpapasan dengan gerombolan anak-anak gadis yang saya rasa juga menghabiskan waktu pasca-subuhnya dengan jalan-jalan.

Anak-anak gadis ini memang biasanya bergerombol, persis seperti girlband.

Dari satu gerombol (yang biasanya berisi 8-10 orang), sebenarnya hanya ada beberapa yang benar-benar punya wajah cantik, namun karena efek berkumpul dan berserikat, sehingga membuat satu gerombolan ini nampak cantik semua.

Setiap kali berpapasan, naluri laki-laki kami langsung bergejolak. Biasanya kami langsung menggoda genit sambil bersiul.

"Sit suit, manis, kenalan dong...."

Namun biasanya, para gadis yang kami goda itu hanya acuh, sama sekali tak pernah menghiraukan kami. Berlalu begitu saja.

Kadang kami sering merasa kesal, karena godaan atau siulan kami tak pernah ditanggapi. Padahal tujuan terselubung asmara subuh ini katanya untuk cari pacar. Pacar apaan, lha wong beraninya cuma siul dan menggoda.

Sastro kawan saya dalam satu kesempatan pernah berdalih, "dengan menggoda dan mensiulinya saja kita sudah bahagia kok, tak perlu memacarinya!".

Agaknya, dalih ini memang terbukti adanya. Karena dari tahun ke tahun, sepanjang kami melaksanakan ritual asmara subuh. Sama sekali belum pernah ada cewek perumahan Panca arga yang tertarik untuk menjadi pacar kami.

Namun walau begitu, kami selalu yakin dan punya harapan, akan tiba masanya di mana anak-anak gadis itu akan tertarik pada kami. Entah di Ramadhan edisi yang keberapa.

Dan di Ramadhan tahun ini, nampaknya saya dan kawan-kawan masih tetap ingin mencoba peruntungan kami. Doakan kami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com