Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenguk Korban Penyerangan Massa Berjubah di Yogya, JK Bicara soal Intoleransi

Kompas.com - 02/06/2014, 15:26 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Calon wakil presiden Jusuf Kalla menyempatkan diri menjenguk Julius Felicianus dan Nur Wahid, dua korban penyerangan massa berjubah beberapa waktu lalu, yang dirawat di RS Panti Rapih, Yogyakarta, Senin (2/6/2014).

Tepat pukul 15.00 WIB, Jusuf Kalla dan rombongan tiba di RS Panti Rapih Yogyakarta. Sesampainya di rumah sakit, Jusuf Kalla langsung berjalan naik ke ruang Carolus lantai 5.

Di ruang Carolus RS Panti Rapih dirawat Julius Felisianus dan Nur Wahid. "Tadi saya bertemu dan kondisinya saat ini sudah membaik," kata Jusuf Kalla saat menemui wartawan di depan ruang Carolus.

Terkait aksi intoleransi ini, Jusuf Kalla mengungkapkan, semua warga negara harus menghargai sesamanya, kekerasan dengan alasan apa pun tidak dibenarkan di negara ini. Memilih agama serta berdoa itu hak setiap warga negara yang diatur dan diakui dalam undang-undang.

"Kita sering pengajian di rumah tidak ada soal, kenapa orang lain jadi persoalan," tegasnya.

Menurut dia, Julius sudah memaafkan aksi penyerangan beberapa waktu lalu, tetapi secara hukum tidak bisa dimaafkan. Proses hukum harus terus dijalankan oleh pihak kepolisian sebab jika dibiarkan, maka akan terjadi kembali aksi kekerasan. 

Diberitakan sebelumnya, penyerangan terjadi di rumah Julius Felicianus di Perumahan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara (STIE YKPN) Dusun Tanjungsari, Desa Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik.

Julius adalah Direktur Galang Press, penerbit buku di Yogyakarta. Ketika itu, sejumlah umat Katolik tengah berdoa.

Menurut Hendricus Subandono (22), putra Julius, penyerangan terjadi sekitar pukul 20.30. Para penyerang yang mengendarai sepeda motor berhenti di dekat rumah Julius dan berteriak-teriak.

Saat bertemu peserta doa bersama, mereka menyerang dengan potongan besi dan alat setrum. Mereka juga melempari rumah Julius dengan batu sehingga kaca-kaca rumah pecah dan taman di depan rumah rusak parah.

”Jumlah penyerang sekitar delapan orang dan memakai gamis. Ketika mereka datang, orangtua saya sedang tak di rumah,” kata Hendricus di rumahnya seperti dikutip dari harian Kompas.

Sekira pukul 21.15, Julius tiba di rumahnya bersama beberapa teman. Tak lama kemudian Julius diserang dengan potongan besi oleh orang-orang yang sama. Selain Julius, sedikitnya dua peserta doa bersama juga terluka.

Hendricus menjelaskan, pada Kamis malam di rumahnya sedang digelar doa rosario bersama dan latihan paduan suara. ”Doa bersama ini diadakan sejak awal Mei lalu. Sudah hampir sebulan, tetapi sebelumnya enggak ada gangguan,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com