Jokowi menceritakan perjalanan karier politik sejak menjadi Wali Kota Surakarta, Gubernur DKI Jakarta, hingga jadi bakal calon presiden yang diusung lima partai politik di Indonesia. Menurutnya, semua peningkatan kariernya adalah suatu kecelakaan.
"Dan baru berapa lama jadi gubernur Jakarta, saya ditetapkan jadi calon presiden. Padahal saya ndak minta-minta, tidak lobi-lobi," kenang Jokowi. "Dengan mengatakan bismillah, saya siap saja melakukannya. Saya ndak tahu nanti akan ada 'kecelakaan' apa," sambungnya.
Menjadi bakal calon presiden, lanjut Jokowi, bukan tanpa tantangan. Tak jarang dia kerap menjadi sasaran kampanye hitam. Jokowi pun menyayangkan hal itu. Menurutnya lebih baik tiap kandidat saling adu program, bukannya malah saling melemparkan kampanye negatif.
Para santri yang berasal dari sekitar Kalimantan dan Jawa itu mendengarkan Joko Widodo dengan serius. Mereka ikut tertawa ketika Jokowi melontarkan candaan-candaan.
Sementara itu, pemilik ponpes sekaligus tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Kiai Haji Wildan Salman yang berbicara seusai Jokowi mendoakan agar pemilihan presiden Juli 2014 yang akan datang melahirkan pemimpin seperti yang tertuang di surat Yusuf.
"Yang adil, takwa, dan sabar. Mudah-mudahan yang ada di surat Yusuf tadi Allah kumpulkan di Jokowi," ujarnya.
Acara tersebut diakhiri dengan melaksanakan pengajian bersama. Seusai pengajian, ratusan santri berebut meminta berfoto atau hanya sekadar bersalaman. Kiai Wildan sempat mengajak Jokowi makan dengan menu nasi samin di rumah yang tak jauh dari pondok pesantren.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.