Sebab, selain bencana erupsi Merapi, masih banyak potensi bencana alam lainnya yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
Demikian ditegaskan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pada Latihan Gabungan Penyelamatan, Evakuasi dan Penanganan Pengungsi Kawasan Gunung Merapi di TPA Tanjung, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Sabtu (24/5/2014).
"Latihan gabungan itu sebagai bentuk kesiap-siagaan sekaligus upaya mitigasi bencana. Meskipun ekskalasi Merapi telah menurun, tetapi kita tidak boleh lengah," pinta Ganjar.
Pria asal Surakarta itu mengapresiasi kesadaran dan kerja para relawan Merapi serta masyarakat setempat yang sudah tanggap bencana melalui berbagai ide inovasi mereka.
Ganjar mencontohkan, relawan beserta masyarakat di Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang sudah menjalankan sistem Desa Bersaudara. Di sana, kata Ganjar, setiap keluarga sudah memiliki keluarga di desa lainnya sehingga tahu kemana akan mengungsi jika terjadi bencana. Sama halnya di Kabupaten Klaten dan Boyolali, juga sudah terbentuk jaringan radio komunitas.
"Itu kearifan lokal yang luar biasa. Tinggal pemerintah menfasilitasi secara teknis, seperti kegiatan latihan gabungan ini, sehingga masyarakat nantinya siap mengantisipasi jika bencana terjadi," ucap mantan wakil ketua komisi II DPR RI itu.
Menurut Ganjar, inovasi tidak hanya untuk bencana erupsi Merapi akan tetapi bencana lainnya seperti kekeringan. Di sejumlah wilayah di lereng Merapi, katanya, masyarakat sudah menyiapkan banyak bak penampungan untuk tadah air hujan. Dengan demikian, air hujan itu kemudian bisa dipakai ketika musim kemarau tiba. "Inovasi-inovasi ini yang perlu kita dorong," imbuh Ganjar.
Dalam latihan gabungan yang diadakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah itu diikuti oleh sekitar 200 orang relawan dari Kabupaten Magelang, Klaten dan Boyolali.
Pada kesempatan itu pula Pemerintah Provinsi Jawa Tengah secara simbolis memberikan bantuan berupa alat komunikasi kepada masing-masing BPBD. "Saya berharap para relawan semakin menumbuhkan semangat gotong-royong untuk kemanusiaan," tutup Ganjar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.