“Tadi waktu saya ngawasi, ada siswa yang tanya ke saya, karena soal untuk nomer 13 ternyata kosong. Lalu saya cek ke siswa yang lain, ternyata ada,” ujar Siti, salah satu pengawas ujian, Senin (5/5/2014).
Siti mengaku sempat kebingungan dengan temuan tersebut dan langsung berkonsultasi ke atasannya. Dari sembilan siswa yang mengikuti ujian, empat soal yang diterima siswa ternyata nomor 13 kosong, sedangkan ada lima soal yang memiliki nomor 13 ada.
“Setelah saya konsultasi, ternyata yang kosong langsung disuruh dikosongi, dan pengawas disuruh buat berita acara,” tambahnya.
Kepala Bidang SMP/SMA Dinas Pendidikan Jember, Tatang Prijanggono mengatakan, siswa tidak perlu mengerjakan jika tidak menemukan soal nomer 13.
“Kalau memang sudah tidak ada, tidak usah dikerjakan saja, gak apa- apa,” ujar dia.
Tatang mengaku sudah meminta kepada seluruh sekolah, untuk membuat berita acara terkait temuan tersebut. Dengan demikian, dia bisa melaporkannya.
Hal senada disampaikan Anggota Komisi D DPRD Jember, Mochammad Hafidi. Saat ia memantau di sejumlah sekolah, juga ditemukan kasus yang sama.
“Saya tadi sempat keliling ke sejumlah sekolah di Kecamatan Mayang dan Pakusari, dan ternyata banyak yang mengeluh jika soal nomer 13 tidak ada. Saya langsung kontak Dinas Pendidikan Jember, terkait temuan itu,” katanya.
Hafidi menyayangkan temuan tersebut. Pasalnya, pelaksanaan UN sudah berulang kali diselenggarakan.
“Kenapa masih amburadul begini, kasihan siswa yang kondisinya tegang malah ditambahi dengan kebingungan kayak gini,” ujar Politisi PKB ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.