Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Merapi Keluhkan Jalur Evakuasi yang Rusak

Kompas.com - 02/05/2014, 14:01 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Status Gunung Merapi sudah ditetapkan dalam level waspada. Namun, infrastruktur pendukung untuk evakuasi jika sewaktu-waktu akan digunakan belum sepenuhnya siap.

Kodisi jalur evakuasi yang kini rusak parah, dikeluhkan warga, terutama mereka yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB). Sebab, kerusakan jalur itu dapat mempersulit evakuasi warga.

"Kami harap pemerintah juga konsekuen menyiapkan sarana dan prasarana," ujar Indra Baskoro, warga Dusun Turgo, Desa Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Jumat (2/5/2014).

Indra mengungkapkan, warga pada prinsipnya sudah siap jika sewaktu-waktu diminta untuk evakuasi, namun tetap harus disertai dengan perbaikan fasilitas dan sarana, termasuk jalur evakuasi dan tempat pengungsian.

Bahkan, setelah Merapi berstatus waspada, warga intensif melakukan ronda untuk mengantisipasi bencana. Sebab, setiap malam suara dentuman Merapi sering terdengar.

"Rentang waktu cukup pendek, sekitar 10 sampai 20 menit tiap malam warga mendengar suara dentuman," ucapnya.

Masyarakat yang tinggal di kawasan Rawan Bencana juga telah berkoordinasi untuk menyiapkan kendaraan, jika sewaktu-waktu harus dilakukan evakuasi.

Selain kendaraan, warga juga telah menyiapkan barak pengungsian secara mandiri. "Kami juga telah melakukan pendataan terhadap hewan ternak milik warga," tuturnya.

Sementara itu Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Surono mengatakan, bagian dari strategi mitigasi bencana erupsi Gunung Merapi. Bagian terpenting dalam pengurangan risiko.

"Kalau jalur evakuasinya buruk, artinya tingkat kerentananya tinggi. Perbaikan jalur evakuasi adalah upaya pengurangan risiko dengan menekan kerentanan di sekitar Merapi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com