Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasutri Jompo Tinggal Bersama Kambing

Kompas.com - 21/04/2014, 08:45 WIB
Kontributor Lampung, Eni Muslihah

Penulis

BANDARLAMPUNG, KOMPAS.com - Sepasang suami-istri jompo di Gedung Tataan, Kabupaten Pesawaran, Lampung bertahun-tahun tinggal bersama kambing peliharaannya di sebuah gubuk reot.

Pasangan pasutri tersebut adalah Kromo Supardi (82) dan Sariyem (84). Tempat tinggal mereka persis di tepian Jalan Negeri Sakti, jalan yang merupakan lintas barat Lampung. Lokasi gubuk pasangan tersebut pun tak jauh dari pusat pemerintahan setempat.

Dalam keseharian, Supardi mengurus kambing peliharaan orang lain dan memggarap tanaman singkong dan coklat tepat berseberangan tempat tinggalnya. Tanah perkebunan yang digarapnya itu juga milik orang lain.

"Karena tetangga saya kasihan, makanya saya diberi tempat untuk memakai lahan sepetaknya itu untuk menanam singkong, hasilnya saya makan sendiri," kata Supardi, Senin (21/4/2014).

Demikian juga dengan kambing yang dipeliharannya di bagian ruang lain gubuk tersebut, merupakan milik orang lain dan hasil gaduhannya menjadi milik dirinya. "Kalau saya sedang tidak punya uang, kambing ini juga saya jual untuk makan," ujar dia lagi.

Supardi dan Sariyem adalah perantau dari Solo puluhan tahun silam, ia tergiur datang ke Lampung karena berharap bisa berdagang dan bertani. Cita-cita itu, sebelumnya sempat tercapai, Sariyem berdagang kelapa dan hasil bumi lainnya di pasar terdekat, sedangkan Supardi menggarap sawah.

Kini, diusia senjanya, kedua pasangan itu hidup di bawah garis kemiskinan. Keempat anak mereka merantau ke Bogor, Klaten, dan Solo. "Saya tidak mau menyusahkan anak-anak, biarlah kami hidup begini asal tetap bisa bersama bapak," ujar Sariyem dengan dialeg Jawa yang suaranya kian tidak jelas, karena usianya yang renta.

Terkait kemiskinan hidup yang mereka jalani itu, keduanya kerap mendapat perhatian dari sekeliling tetangganya. Namun demikian, pasangan tersebut paling tidak suka kalau dikasihani orang lain.

"Saya tidak enak hati kalau datang ke tetangga lalu sepulangan saya diberi sesuatu oleh orang lain," kata Kromo Supardi.

Ia juga mengatakan, meski dalam kesusahan, hidup mereka bersih dari utang dan satu dengan lainnya saling menghargai.

Saat ditanya apa yang diinginkan dalam hidupnya, Sariyem berucap ingin memiliki rumah yang lebih baik serta bertemu dengan cucu-cucunya.

Berdasarkan catatan BPS Lampung merupakan provinsi termiskin ke dua se-Sumatera setelah Aceh. Ada sebanyak 1.136,06 ribu jiwa atau 14,39 persen penduduk miskin, angka tersebut masih lebih tinggi daripada rata-rata nasional 11,47 persen. Padahal provinsi tersebut merupakan daerah agraris pemasok beras dan gula terbesar secara nasional.

Pengentasan kemiskinan, merupakan pekerjaan rumah besar bagi pasangan Gubernur Lampung terpilih Ridho Fikardo dan Bakhtiar Basri. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com