Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hilang 4 Hari Terseret Arus Sungai, Enriko Dicari hingga 45 Km

Kompas.com - 15/04/2014, 14:53 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com -- Salah satu mahasiswa Akademi Perawat (Akper) RSK Ngesti Waluyo, Parakan, Kabupaten Temanggung, yang hilang terseret arus sungai sejak empat hari lalu, hingga Selasa (15/4/2014), belum juga ditemukan.

Mahasiswa bernama Enriko (24) asal Situbondo, Jawa Timur, sebelumnya dikabarkan hanyut terseret banjir di Sungai Galeh Parakan, saat memancing ikan, Sabtu (12/4/2014) pukul 13.30 WIB.

Enriko bersama dua temannya, Arnaldo (19) asal Lampung, dan Dimas (20) asal Lumajang, Jawa Timur. Namun, keduanya berhasil menyelamatkan diri setelah berenang ke tepi sungai.

Maulana Afandi, Humas Badan SAR Nasional (Basarnas) Semarang, mengatakan telah berupaya maksimal mencari Enriko mulai dari lokasi kejadian sampai diperluas hingga Sungai Progo di Kabupaten Magelang.

Menurut Maulana, setidaknya 200 personel pencari dikerahkan untuk melakukan pencarian tersebut. Mereka terdiri dari gabungan tim Basarnas Semarang, tim SAR Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang, relawan, serta dibantu sejumlah warga.

"Tim tersebut dibagi dalam empat kelompok dengan menggunakan empat unit perahu karet jenis rafting. Ada juga tim penyelam dan tim yang menyusuri sepanjang aliran sungai," ujar Maulana di Magelang.

Sejak kejadian, kata Hardi, tim SAR telah melakukan penyisiran sampai DAM Selis yang berjarak sekitar 15-20 kilometer. Pencarian kemudian diperluas ke sampai ke Desa Babrik, Kecamatan Tempuran, sampai Desa Brojonalan, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, yang berjarak 40-45 kilometer dari lokasi kejadian.

Hardi Amanurijal, salah satu personel Basarnas Semarang, mengaku telah berkoordinasi dengan tim dari Magelang.

Sebelumnya, Senin (13/4/2014) malam, sesosok mayat yang diduga Enriko dilaporkan terlihat di aliran Sungai Progo di Hotel Puri Asri, Kota Magelang. Namun, karena kondisi banjir dan malam hari, petugas kesulitan menyelamatkan Enriko.

"Kemudian ada laporan lagi, korban terlihat daerah Desa Babrik, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Maelang, namun sayang, tim belum berhasil karena kondisi sungai yang banjir dan gelap," imbuh Hardi.

Hardi mengakui bahwa kondisi sungai yang berbatu dan berwarna coklat pekat serta banyaknya pusaran arus sungai dalam sangat menyulitkan tim SAR ketika melakukan pencarian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com