"Karena yang dilihat Pak Jokowi," kata Kuncari (40), salah satu narapidana yang ditemui seusai mencoblos, Rabu (9/4/2014).
"Kita tidak kesulitan mencoblos karena sering ada sosialisasi. Ada yang kenal pada calegnya, ada yang tidak kenal. Kita memilih wakil yang tidak korupsi dan peduli pada rakyat," kata Kuncari lagi.
Hal yang sama juga diakui napi lainnya, Ahmad Said (57). Said mengaku mencoblos salah satu caleg dari PDI Perjuangan. "Supaya Pak Jokowi jadi presiden. Saya tahu Pak Jokowi karena ramai di TV," katanya.
Said mencoblos PDI Perjuangan yang mengusung Jokowi jadi presiden karena berharap Indonesia bersih dari korupsi. "Para koruptor dihukum. Pak Jokowi sepertinya orangnya tegas dan jujur, serta merakyat," ungkapnya.
Said pun menegaskan, banyak temannya sesana napi yang juga mencoblos "partainya" Jokowi. "Sebelum mencoblos, teman-teman banyak yang mengaku akan mencoblos partainya Jokowi, biar dia yang jadi presiden," katanya lagi.
Di Lapas Lowokwaru terdapat 1.377 napi yang namanya masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT). "Itu yang punya hak pilih. Karena tidak semua warga binaan punya hak pilih," kata Kepala LP Lowokwaru Herri Wahyudiono.
Di Lapas Lowokwaru terdapat lima TPS. TPS tersebut bertempat di ruang aula dan ruang besuk Lapas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.