Beberapa sumber mata air yang rusak berada di empat kecamatan terdampak, yaitu Kecamatan Ngancar, Plosoklaten, Kepung, serta Kecamatan Puncu. Kerusakan paling parah terjadi di Kecamatan Puncu dan Kepung.
Kepala Bidang Penerangan Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satlak PBP) Kabupaten Kediri, Adi Suwignyo mengatakan, selain sumber mata air tertutup material vulkanis, sarana prasarana seperti pipa-pipa penghubung saluran air dari sumber mata air ke tangki tandan juga mengalami kerusakan.
"Akibatnya pasokan air kepada warga menjadi tidak maksimal," kata Suwignyo, Selasa (4/3/2014).
Saat ini, dia menambahkan, perbaikan pipa-pipa itu juga belum dapat dilakukan secara menyeluruh karena dikhawatirkan masih adanya aliran lahar hujan. Apalagi, saat ini, cuaca juga kurang bersahabat dengan seringnya hujan turun.
Untuk memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat, menurutnya, selain memaksimalkan mata air yang masih berfungsi, juga mengandalkan dropping air melalui mobil tangki.
Sebelumnya, gunung berketinggian 1.731 meter di atas permukaan air laut itu meletus dan memuntahkan jutaan kubik material vulkanis. Dari empat kecamatan terdampak di Kabupaten Kediri, tercatat ada 66.139 jiwa warga menjadi pengungsi. Tidak ada korban jiwa dalam bencana alam itu.
Selain menyebabkan kerusakan sarana prasarana, erupsi itu juga merusak ribuan hektar lahan pertanian. Pemerintah daerah membagikan benih tanaman sayuran sebagai salah satu upaya mempercepat perbaikan perekonomian warganya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.